Nama
saya Emilyana Wae Balawala. Saya warga Desa
Tagawiti dan bergabung dengan Komunitas BM Otosela sejak Program Advokasi
Perlindungan Buruh Migran melalui Program Desa Peduli Buruh Migran yang
disingkat Desbumi. Dan posisi saya di kelompok BM Otosela adalah sebagai Ketua
Kelompok.
Program
Desbumi ini diluncurkan oleh YKS bersama Migrant CARE sejak Tahun 2014 hingga
Tahun 2019 dan kemudian dilanjutkan dengan Program Inklusi.
Kegiatan
kami di kelompok BM Otosela yang didukung program Desbumi hingga Inklusi adalah
Usaha Tenun Ikat dan Usaha Sembako. Usaha ekonomi ini kami mulai jalankan sejak
Tahun 2014 hingga Tahun 2019 kemudian terhenti total karena Pandemi Covid 19
dimana semua orang tidak bisa beraktifitas bahkan berkumpul sekalipun tidak
diperkenankan. Maka usaha ekonomi produktif ini pun terhenti seiring dengan
kebijakan kelompok untuk membagi modal usaha demi kehidupan anggota kelompok di
masa pandemi.
Kelompok
kami mulai bangkit kembali sejak YKS meluncurkan Program Inklusi bersama
Migrant CARE. Karena itu, dengan sisa bahan berupa benang yang didukung oleh
Pemerintah Desa Tagawiti sebelum Pandemi Covid 19, kami mulai bangkit kembali.
Untuk itulah kami berterima kasih kepada YKS dan Migrant CARE yang masih setia
bersama kami dalam Program Desbumi Inklusi.
Dampak Perubahan
Jujur saya
boleh mengatakan bahwa, saya dan anggota kelompok BM Otosela sangat mengalami
banyak sekalih perubahan jika dibandingkan dengan kondisi kami sebelum adanya
program dari YKS dan Migrant CARE ini. Saya secara pribadi sangat merasakan
itu. Kemampuan saya sangat meningkat karena telah mengikuti banyak sekalih
pelatihan di program ini. Kemampuan yang saya dapatkan saya bisa berbagi dengan
orang lain.
Dulu
(sebelum program YKS MC, Red) saya
tidak berani berbicara jika ada pertemuan di tingkat Desa dan selama terlibat
dalam Program Desbumi Inklusi ini, saya memiliki keberanian yang luar biasa
bahkan mampu berargumentasi dan / atau menyampaikan pendapat. Saya juga
terlibat dalam survey sebagai enumorator baik offline maupun online dengan
menggunakan aplikasi. Walau sekolah saya sangat pas-pasan (terbatas-Red) tetapi
dalam aktifitas ini, mampu bertukar pendapat dengan kawan-kawan enumorator
lainnya yang nota-bene “Sarjana”.
Perubahan
lain yang saya alami adalah mampu menjadi fasilitator walaupun hanya sebatas
memfasilitasi kegiatan di kelompok atau kegiatan lain di tingkat Desa. Kadang
juga menjadi mediator untuk kasus-kasus skala kecil di tingkat Desa dan itu
saya sadari bahwa dampak perubahan yang saya alami ini karena telah mengikuti
pelatihan Paralegal.
Perubahan
lain yang membuat saya dan kawan-kawan di kelompok Otosela boleh berbangga
adalah, kami sekarang sudah bisa menjadi ‘penenun’, dimana sebelum program
bersama YKS dan Migrant CARE, praktis kami yang 9 orang di kelompok Otosela ini
‘tidak tahu menenunun. Dan YKS bersama Migrant CARE-lah yang memampukan kami
menjadi penenun. Bahkan Migrant CARE pernah membeli hasil tenunan kami berupa
Selendang atau Shall sekitar 75 lembar. Ini yang membuat saya dan kawan-kawan
boleh berbangga.
Perubahan
lainnya yang sangat kami rasakan adalah perubahan ekonomi keluarga dimana
dengan usaha produktif di tingkat kelompok dapat memenuhi kebutuhan kami di
keluarga walaupun tidak semuanya tetapi kami merasakan adanya peningkatan.
Bahkan dalam program Inklusi ini, ekonomi yang ditopang dari unit usaha
kelompok menjadi pilihan di Program Inklusi ini.
Ceritera
perubahan lainnya terkait dengan konteks pemahaman Migrasi Aman dimana, kami
menjadi animator yang senantiasa mengkampanyekan migrasi aman untuk teman-teman
di masyarakat yang hendak merantau ke luar negeri. Supaya kita tidak disebut
sebagai TKI Ilegal, maka pilihannya adalah memiliki dokumen keimigrasian
seperti Paspor dan sejenisnya.
Akhir kata
saya hanya mau mengatakan bahwa YKS dan Migrant CARE yang memampukan kami mampu
bersuara untuk berbagai hal baik. **
Nara Sumber : Emilyana
Wae Balawala
Pewawancara : Emilyana
Ladjar
Penulis
Cerita : Emilyana Ladjar
0 Komentar