Memasuki
bulan Oktober, bagi orang Katolik merupakan kesempatan baik untuk mendekatkan
diri pada Tuhan melalui doa-doa pada Bunda Maria. Ada banyak cara dilakukan untuk mengisi bulan
Oktober sebagai bulan Rosario. Doa setiap malam secara bergilir dilakukan oleh
hampir sebagian besar keluarga-keluarga Katolik yang hidup pada kelompok basis
paling bawah. Selain doa rosario secara
bergilir, juga diadakan ziarah ke gua-gua Maria.
Lingkungan Maximilianus Kolbe, sebuah lingkungan yang berada di Paroki Kutabumi – Gereja Santo Gregorius Agung – Tangerang, mempunyai cara tersendiri untuk bagaimana menghidupkan iman dengan mengadakan doa secara bergilir setiap malam dan juga mengadakan ziarah bersama. Ziarah tahun ini memilih tempata ke tempat gua Maria Sawer Rahmat – Cigugur – Kuningan-Jawa Barat, dilaksanakan pada pertengahan bulan Oktober, tepatnya tanggal 14 dan 15. Menurut Ibnu Aji, salah seorang pengurus Lingkungan Maximilianus Kolbe mengatakan bahwa ziarah dilakukan pada pertengahan bulan Oktober supaya tidak terlalu banyak orang saat bertemu di tempat ziarah. Jika dilakukan pada akhir Oktober maka pasti banyak peziarah dan begitu padat di tempat ziarah itu.
Tanggal
14 Oktober 2022, umat Maximilianus Kolbe berjumlah 54 orang mulai melakukan
perjalanan dengan menumpangi sebuah bus. Kami berangkat pukul 22.00 dari Kota
Bumi dan tepat pkl. 05.00 dini hari, tanggal 15 Oktober 2022 kami sampai di gua
Maria Sawer Rahmat. Para peziarah diberi kesempatan kurang lebih 15 menit untuk
ke toilet mencuci muka. Setelah itu bergegas menuju area jalan salib. Banyak peziarah
yang lumayan capek namun antusias mengikuti rangkaian jalan salib dengan
perjalanan yang melelahkan.
Setelah selesai menjalani jalan salib, tiba saatnya kami memulai mengambil bagian pada acara sarapan pagi. Seusai sarapan pagi, kami semua mempersiapkan diri untuk mengikuti misa, dipimpin oleh Romo Hubert Lidi, OSC. Dalam kotbahnya yang singkat namun cukup mengena dengan perjalanan iman kami para peziarah. “Santa Theresia Avila adalah orang biasa namun selalu berusaha untuk hidup baik,” demikian tekanan utama khotbah Pastor Hubert. Selanjutnya Pastor Hubert mengajak kami sebagai peziarah untuk meneladani hidup Santa Theresia Avila. Memang menjadi kudus itu bukan impian setiap orang. Namun menerapkan hidup baik merupakan suatu keharusan bagi setiap orang yang menjadi pengikut Kristus.
Setelah melakukan jalan salib dan mengikuti perayaan Ekaristi, kami mulai bergegas ke tempat rekreasi Cibulan. Para peziarah berusaha untuk terlibat terutama mandi di kolam dan juga menjalani terapi ikan. Semoga ziarah tahun ini membawa hikmah bagi umat Lingkungan Maximilianus Kolbe.***(Valery Kopong)
0 Komentar