Unordered List

6/recent/ticker-posts

Ke Mana Arah Pilihan PDIP?

 

Ketika melihat arah perjalanan PDIP memang melewati jalan terjal. Selama masa Orde Baru, hampir tidak diberi ruang kebebasan untuk berpolitik praktis. Kita bisa melihat terjadinya peristiwa “Kudatuli” (Kudeta tujuh Juli) menjadi puncak intimidasi kekuasaan. Namun di tangan seorang Megawati, partai itu terus bertahan, walau namanya diembeli dengan perjuangan. Penamaan dengan kata perjuangan di belakang partai itu tentu memberikan warna tersendiri bahwa sepak terjangnya penuh dengan darah dan perjuangan. Atas pengalaman-pengalaman pahit ini memungkinkan partai ini berdiri kokoh di tengah gempuran zaman.

Bicara tentang PDIP berarti bicara tentang Megawati. Beliau menjadi pemegang kendali partai dan terus mengawal demokrasi serta ideologi bangsa, Pancasila. Tak henti-hentinya terus digaungkan ideologi Pancasila sebagai dasar negara di tengah rongrongan ideologi ini dari terpaan ideologi lain. Masyarakat umum menilai bahwa PDIP merupakan partai yang nasionalis dan selalu menjaga keutuhan bangsa ini. Sebagai partai nasionalis, memang harus mengakomodir kepentingan bangsa, namun perlu juga disadari bahwa proses pemilihan pemimpin bangsa, PDIP merupakan salah satu wadah yang menggodok politisi terbaik untuk menjadi calon pemimpin masa depan Indonesia.

Di tengah hiruk pikuknya deklarasi capres, seperti yang sudah dilakukan oleh salah satu partai, namun PDIP masih terlihat anteng dan tidak gegabah dalam  menyikapi proses deklarasi ini. Memang perlu disadari bahwa deklarasi merupakan hal yang mudah namun menjadi tidak mudah adalah bagaimana mempersiapkan orang-orang untuk menjadi pemimpin, terutama menjadi capres pada pemilu mendatang. Publik terlihat menunggu dan bahkan terkadang mendesak supaya PDIP segera mendeklarasikan capres sebagai bentuk persaingan pada Nasdem yang telah lebih dahulu memperkenalkan figur capresnya. Apakah dengan lambannya PDIP menentukan sikap bisa menurunkan tingkat kepercayaan publik pada tingkat elektabilitas partai?


Dari pelbagai survei yang dilakukan lembaga survei menunjukkan betapa PDIP masih menempati urutan pertama elektabilitas partai dengan Ganjar Pranowo juga sebagai capres yang mendapatkan pengakuan publik. Di tengah naiknya elektabilitas Ganjar, pada saat yang sama, ia harus berhadapan dengan Puan Maharani, puteri Megawati yang juga punya peluang untuk menjadi capres. Dari proses penjaringan dan penentuan capres dari kalangan PDIP, tidak hanya ditentukan oleh elektabilitas  saja namun juga memiliki integritas dan komitmen kebangsaan demi NKRI. Mudah-mudahan penentuan akhir capres dari PDIP bisa memberikan harapan bagi masyarakat.***(Valery Kopong)

 

 

 

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar