Tangerang, Gagas Indonesia Satu.com
SEBANYAK 85 orang guru dari 49 satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD) mengikuti Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di gedung PGRI, Tangerang, Selasa (15 November 2022). Para guru itu berasal dari sekolah di wilayah Kec. Tangerang. Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas tugas guru dalam melaksanakan Kurikulum Merdeka.
Turut hadir Korwil Pendidikan Kec. Tangerang, Hj.Dra. Siti Kholidah, M.Pd Ketua PGRI Kec Tangerang, Tatang Koryana, Ketua K3S, Supriadi, Ketua Pantia Bimtek Kurikulum Merdeka, Drs. Tasripin.
Siti Kholidah menjelaskan kegiatan ini bertujuan penguatan terhadap guru terutama dalam pelayanan pendidikan khususnya IKM pembelajaran berdiferensiasi.
Hal ini menurutnya untuk menjawab kebijakan Dinas Pendidikan tentang adanya aplikasi E - raport di mana penilaian dimulai semester ini sudah berdiferensiasi. Dengan adanya aplikasi E raport diharapkan guru-guru di wilayah Kec. Tangerang khususnya kelas I dan IV yang sudah melaksanakan pembelajaran IKM mulai tahun ajaran ini (2022/2023) bisa memahami kemudian memanfaatkan aplikasi E raport, yang berdiferensiansi.
Pelaksanaan IKM ini, lanjutnya adalah atas kerja sama seluruh Kepala Sekolah SD di Korwil Tangerang sekolah negeri dan swasta di Korwil Tangerang, didukung PGRI , K3 S serta guru-guru/sekolah penggerak.
Dikatakan, kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari sampai dengan 16 November 2022. Harapannya guru memperoleh pengetahuan, keterampilan juga sertifikat Diklat IKM yang dijadikan syarat kenaikan pangkat.
‘’Saya informasikan informasi khususnya kepada guru -guru P3K setiap tahun guru-guru itu wajib mengikuti 1 kali kegiatan Diklat,’’ kata Siti Kholidah.
Ia menjelaskan dalam penilaian E Raport itu ada penilaian Kurikulum Merdeka yang berdiferensiasi. Artinya penilain yang tidak menjas siswa dari kekurangan dan ketidakmampuan tapi penilaian ini menghargai kondisi, kemampuan siswa. Itu yang harus dipahami guru dalam memberikan penilaian kepada anak didiknya yang memiliki kompetensi berbeda-beda.
Menjawab tentang apa yang menjadi tantangan bagi para guru, menurut Korwil Tangerang tantangan bisa secara individu bisa juga bersama-sama. Individu mereka harus bersama -sama mau belajar sendiri melalui aplikasi PMM tapi kalau untuk kelompok di sekolah itu mereka harus menerapkan kebijakan -kebijakan IKM, berkaitan dengan di antara P5 dan lain sebagainya.
Wawat Tustiawati, S.Pd MM dalam materi tentang pembelajaran diferensiasi menegaskan setiap guru harus melayani,menfasilitasi anak-anak dengan melihat minat, gaya belajar serta bakat. Fokus perhatian kepada anak itulah maka guru bisa merancang pembelajaran tetap memperhatikan keunikan masing-masing anak.
Peserta yang telah dibagi dalam kelompok selanjutnya merancang pembelajaran yang memuat langkah-langkah. Dalam langkah pembelajaran disusun tahapan menunjukan guru menghargai setiap potensi anak.
Anak itu memiliki tiga aspek audio, audoritory dan kinestetik maka perlunya guru mengetahui pemetaan anak berdasarkan tiga hal itu.
Dalam pembelajaran diferensi terdiri dari tiga hal penting yakni kontens (isi), proses dan produk. (Konrad R.Mangu )
ket. foto : Hj. Siti Kholidah, M.Pd Korwil Pendidikan Kec. Tangerang
0 Komentar