Unordered List

6/recent/ticker-posts

Berbeda Itu Indah

 

“Islam cinta kedamaian

Kristen penuh kasih sayang

Konghuchu sabar pengertian

Hindu suka ketenteraman

Budha sumber kebajikan

Mari kita hidup berdampingan........”

 

                     Demikianlah sepenggal syair lagu kerukunan umat beragama yang dinyayikan dengan penuh sukacita oleh peserta Talk Show untuk memperingati Hari Toleransi Nasional di Gedung Serba Guna Tigaraksa -  Kabupaten Tangerang pada  19 Desember 2022.  Talk Show ini diprakarsai oleh Forum Kerukunan Umat Beragama  (FKUB) Kabupaten Tangerang.  Dalam sambutan pembuka Talk Show dengan tema : “Bersatu dalam keragaman, Aqidah  terjaga, Kerukunan Terpelihara, Ketua FKUB Kabupaten Tangerang, Drs.K.H Maski, MM .menjelaskan bahwa kegiatan talk show ini mengingatkan kita akan peristiwa historis perjuangan bangsa Indonesia yang meski berlatar belakang aneka ragam suku, ras, agama, budaya dan golongan tetapi mereka bisa bersama kompak mengusir penjajah dan mendirikan bangsa

              Mewakili Bupati Tangerang, Bapak Moch. Maesyal Rasyid selaku Sekda   Kabupaten Tangerang,  memaparkan secara singkat situasi dan kondisi geografis, demografis, sosial dan budaya masyarakat Kabupaten Tangerang terkini. Masyarakat Kabupaten Tangerang adalah masyarakat pluralistis, multikultur, etnis dan multikeyakinan, jadi berpotensi munculnya gesekan-gesekan yang kalau pemda tidak segera merespon dengan cepat maka bisa menimbulkan akibat yang fatal.  Pemda Kabupaten Tangerang sedang berusaha dan akan terus bekerja keras melibatkan para tokoh umat beragama dan pihak-pihak yang berwenang, dari hulu sampai hilir menciptakan masyarakat yang rukun, toleran dan moderat.

              Sepenggal lirik lagu di atas nampaknya sederhana namun sesungguhnya sarat makna. Nilai cinta, kedamaian, kasih sayang, sabar, pengertian, hidup tenteram dan kebajikan adalah merupakan nilai-nilai kemanusiaan universal yang terus dikejar dan diperjuangkan oleh semua manusia. Nilai kemanusiaan disoroti oleh Imam Besar Masjid Istiqlal – Jakarta, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA. Beliau  menyoroti sisi kemanusiaan sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan makhluk yang beriman. Menurut ayat suci Alqur’an, sesungguhnya orang yang memiliki keimanan itu bersaudara. Bahwa dalam hidup bersama sebagai saudara itu sering juga terjadi gesekan karena ada perbedaan. Tapi perbedaan jangan sampai menciptakan perpecahan. Segera berdamai dan rukun jika terjadi gesekan-gesekan. Justeru hidup bersama dalam perbedaan itu indah dan itu dicatat dalam Kitab Panutan.

                 Pak Pdt. Samuel D. Luas, S.Th selaku wakil sekjen Asosiasi  FKUB se-Indonesia  lebih menyoroti soal nilai-nilai moderasi beragama merah putih dan strategi-strategi bagaimana mensosialisasi nilai-nilai moderasi merah putih di pulau-pulau terluar. Sasarannya agar seluruh masyarakat Indonesia baik di kota maupun di pedalaman atau jauh dari kota, mengerti dan memahami arti dan makna moderasi hidup beragama di dalam NKRI ini. Romo Antonius Suryadi, selaku Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan KAJ, memaparkan secara singkat pandangan Gereja Katolik tentang moderasi beragama. Acuannya berdasarkan tiga sumber kebenaran iman Katolik : Kitab Suci, Magisterium Gereja dan Tradisi yang dilestarikan sampai hari ini. Konsili Vatikan II dalam dokumen Dignitatis Humanae dan Nostra Aetate mendeklarasikan kebebasan beragama dan membina hubungan gereja dengan agama lain. Jelas gereja Katolik sudah lama menunjukkan hidup beragama yang lebih moderat, terbuka dan menerima perbedaan-perbedaan yang ada. Prinsip lama :  “extra ecclesiam nulla salus”, tidak boleh diterapkan lagi, Paus Yohanes XXIII menggantikannya dengan istilah : aggiornamento = “bukalah jendela itu agar udara bisa masuk.” Maksudnya Gereja harus up to date, terbuka, maju dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.

               Kepala Kemenag Kabupaten Tangerang,  Bapak H.A.Baijuri, S.Pd. M.Si,  dalam pemaparannya terakhir menyampaikan dengan tegas bahwa sebaqai agent penguatan moderasi beragama, Kemenag Kabupaten Tangerang akan berusaha dan berjuang.  Kabupaten Tangerang  akan menjadi referensi moderasi hidup beragama dan kerukunan bagi yang lain. Karena itu toleransi beragama menjadi titik perhatian penting, dan itu sudah mulai dan sedang terlaksana di Kantor Kemenag Kabupaten Tangerang.***(Darius JS)

 



Posting Komentar

0 Komentar