Dua
hari berturut-turut, sekolah Insan Teratai mengadakan rangkaian acara
memperingati Hari Ibu. Pada Rabu, 14 Desember 2022, kegiatan peringatan Hari Ibu,
dilaksanakan oleh unit sekolah SMP dan SMK Insan Teratai dan pada hari
berikutnya, yakni Kamis, 15 Desember 2022, unit SD Insan Teratai mengadakan
acara peringatan Hari Ibu. Pada momentum peringatan Hari Ibu, memberikan warna
tersendiri bagi sekolah Insan Teratai. Setiap tahun, sekolah Insan Teratai
mengadakan acara peringatan Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember, namun
acaranya dimajukan karena mengingat pada tanggal yang seharusnya menjadi
peringatan akan Hari Ibu, semua sekolah sudah memasuki musim liburan.
Pada momentum berharga itu, semua anak diberi kesempatan untuk mengingat kembali akan seluruh jasa orang tua, terutama ibu yang melahirkan dan merawat. Dalam sambutannya yang singkat, Ketua Yayasan Insan Teratai Sejati, Ibu Siang Riani Hadiman, menyoroti kasih seorang ibu yang tanpa lela dalam merawat anak-anak dalam keluarga. Peran ibu begitu penting dalam kehidupan seorang anak. Ibu adalah “mother of all the living” karena dari rahimnya mengalirlah sebuah kehidupan. Acara yang dikemas dalam suasana kekeluargaan itu, juga memperlihatkan seorang anak yang harus bersungkeman di pangkuan seorang ibu. Dengan bersungkem, memperlihatkan seorang anak bersujud sebagai tanda syukur dan terima kasih pada dia yang telah dengan susah payah melahirkannya.
Dari mana proses lahirnya hari ibu di Indonesia? Jika kita telusuri secara lebih mendalam, penetapan tanggal 22 Desember sebagai hari ibu, sebagai cara sederhana untuk menghargai perjuangan kaum perempuan yang membela dan memperjuangkan kemerdekaan sekaligus membela hak-hak perempuan yang diperlakukan secara diskriminatif. Dalam konteks Indonesia, Presiden Soekarno melalui dekrit Presiden No.316 tahun 1959 menetapkan bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional.
Dalam konteks masa lampau, alasan utama memperingati hari ibu adalah melihat kembali jejak perjuangan kaum perempuan, bertaruh nyawa untuk membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajah. Namun dalam konteks masa kini, nilai-nilai perjuangan seorang ibu patut diapresiasi untuk memperjuangkan kelahiran seorang anak dan juga berjuang membebaskan keluarga dari belenggu-belenggu kemiskinan hidup. Campur tangan seorang ibu akan mengubah segalanya, termasuk mengubah arah perjalanan hidup seorang anak. Di tangan dingin seorang ibu, anak bisa tumbuh secara baik dan mendukung Indonesia tangguh.***(Valery Kopong)
0 Komentar