Jakarta, Gagas Indonesia Satu.com
Direktur eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan
Otonomi Daerah (KPPOD) Herman N Suparman berharap, catatan positif atas 100
hari kinerja Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono harus berlanjut.
Keberlanjutan itu akan memperlihatkan hasil kinerja yang lebih holistik dan
komprehensif.
“Terlalu dini sebenarnya menilai kinerja Pj Gubernur
Heru Budi. Apalagi beliau menjabat di bulan-bulan akhir tahun anggaran. Akhir
tahun ini, baru kita bisa melihat secara utuh kineria Pak Heru, bagaimana tata
kelola perencanaan, penganggaran, kebijakan, dan pelayanan publik di DKI
Jakarta,” ujar Herman di Jakart, Rabu (11/1/2023)
Meski demikian, jelas Herman, dalam seratus hari
ini, ada yang menonjol, yaitu penanganan banjir. Selain menggerakan kembali
normalisasi sungai, peringatan dini terkait cuaca dan potensi banjir merupakan
sebuah respons kebijakan yang patut diapresiasi.
Menurut Herman, hal lain yang perlu diapresiasi
adalah kemampuan Pj Gubernur Heru Budi dalam membangun komunikasi dengan
Pemerintah Pusat dalam penanganan masalah banjir dan kemacetan, terutama
beberapa kementerian terkait, semisal PU PR, ATR/BPN, BUMN dan Perhubungan.
Kendati demikian, ungkap Herman, ada catatan yang
membutuhkan atensi Pak Heru, terutama beberapa perubahan kebijakan yang memantik
polemic di publik. “Menurut kami, ini karena sosialisasi dari pihak Pemprov belum dilakukan secara
sistematis,” ujar Herman.
Hal senada diungkapkan pengamat kebijakan publik GMT
Institute Agustinus Tetiro. Menurut Gusti, sapaan Agustinus, Pj Gubernur telah
membuat berbagai terobosan untuk menjawab sejumlah masalah penting di ibu kota.
“Sudah sejak awal kepemimpinannya, Heru Budi
memetakan tiga prioritas, yaitu penanganan banjir, perbaikan layanan
transportasi dan antisipasi perlambatan ekonomi tahun ini. Heru Budi sedang
berada di jalur yang benar,” ungkap Gusti di Jakarta, Rabu (11/1/2023)
Gusti menyatakan, Heru Budi telah tampil sebagai
pemimpin yang humanis saat menghadapi sejumlah komponen masyarakat dengan
beragam kepentingan di Jakarta. Hal ini terbukti dari kembali bersatunya
sejumlah kelompok masyarakat lokal di Jakarta, kerukunan antarumat beragama
yang kian prospektif, hingga komitmen sejumlah elemen masyarakat dana kelompok
kategorial yang ingin berlomba-lomba berkontribusi secara positif di Jakarta.
Lebih jauh, Gusti berharap, Heru Budi bisa memimpin
Jakarta dengan baik setelah 100 hari kinerja ini, terutama memasuki tahun 2023
dan 2024 yang penuh dengan ketidakpastian ekonomi dan bisnis hingga potensi
peningkatan eskalasi politik di tanah air jelang pemilu 2024.
Gusti mengapresiasi sejumlah terobosan Heru Budi
seperti membuka lagi pos pengaduan langsung, turun langsung ke lokasi
(blusukan), menggalakan kembali Jumat menanam, inspeksi mendadak (Sidak) ke
kantor pemerintah seperti Kelurahan, Kecamatan, SKPD dan lainnya.
“Keluwesan Heru Budi dalam membangun komunikasi
dengan pusat dan sejumlah pihak menjadi modal kuat bagi Jakarta untuk lebih
optimis melihat masa depan dan mempersiapkan diri menjadi kota dunia setelah
IKN nanti. Sukses Jakarta untuk Indonesia!,” tegas Gusti. ***
0 Komentar