Unordered List

6/recent/ticker-posts

Pastor Asal Witihama Berkisah Pastoral di Taiwan

 wgwTr dalaanfaatnyatergung dalamaiwan rita

 


Witihama, Gagas Indonesia Satu.com 

PASTOR Marselinus Antonio Lewokeda, SVD adalah misionaris yang bertugas di Taiwan. Belum lama ini ia kembali ke Witihama di paroki  asalnya, setelah beberapa tahun bertugas, lalu ia juga mempersembahkan Misa di Paroki Bunda Pembantu Abadi (BPA) Witihama. Ia pun berkunjung ke wilayah stasi dan berbagai cerita lepas yang ia tuturkan. Ada berbagai cerita ringan yang ia sampaikan mulai dari situasi selama covid 19 melanda negeri, gempa bumi dan tugasnya sebagai pastor  pendamping orang muda Katolik.

 

Menurutnya salah satu tantangan berat yang dihadapinya pelayanan pastoral yang paling berat dihadapi adalah bagaimana mempertahankan orang Katolik Taiwan agar tetap menjadi Katolik. Apalagi tantangan ini dihadapi ketika situasi kesehatan covid 19 melanda maka otomatis semakin berat dihadapinya.

 

Menurut Pastor yang akrab disapa Pater Atel ini, wilayah Taiwan boleh dibilang wilayah cukup aman jika dibandingkan lock down yang diterapkan di negera itu. Meskipun ia mengakui peningkatan kala itu juga cukup signifikan.

 

‘’Setiap hari pkl 14.00 siang pemerintah mengumumkan berapa jumlah kasus covid 19 dari waktu pkl 14.00 siang sebelumnya dan rata-rata mencapai angka  45.000  -50.000 kasus,’’ kata Pasor Atel selesai mempersembahkan Misa di Stasi Yudokus Honihama, Wilayah Galilea, akhir Desember 2022 lalu.

 

Dampak covid 19 seperti diakuinya tidak melakukan Ekaristi Kudus, doa-doa dan pelayanan pastoral dihentikan, kecuali sakramen pengakuan dosa. Hal ini dilakukan karena memang situasi yang menghendaki demikian. “Jika peraturan memakai masker Anda diketahui tidak memakainya maka bisa saja ada orang yang memotret kemudian mengirimkan ke website pemerintah lalu dikenai denda. Kalau saya puji Tuhan tidak pernah alami covid mungkin karena banyak minum arak,’’  guraunya yang disusul tawa umat setempat.

Menjelang keberangkatan libur, kisah Pastor Atel wilayah Taiwan hampir setiap hari dilanda gempa bumi dari kecil sampai besar. Menjelang ia tinggalkan Taiwan terjadi dua kali gempa, pertama 5,7 SR  dan 6,4 SR. Akibat terjadi gempa itu gedung Katedral tempat ia bertugas mengalami keretakan.

 

Di paroki Atel bertugas, Paroki Katedral  Maria Ratu Rosari biasa dilakukan misa empat kali dengan bahasa Mandarin dan Inggris. Khusus untuk pelayanan misa bagi perantau Indonesia biasa di waktu-waktu lain di sore hari dan rata-rata pekerjaan mereka adalah pekerja kapal yang berasal dari Maumere, Makasar dan Ambon.  

 

Selain menjadi pastor rekan di Katedral, Atel mendapat tugas menjadi pembina atau pendamping orang muda Katolik di paroki. Dan, satu lagi atas permintaan uskup setempat P. Atel menjadi moderator orang muda Katolik tingkat keuskupan.

 

‘’Pemdampingan di Taiwan tidak seperti di Witihama karena menyesuiakan dengan rutinitas mereka. Kadang kalau misa orang muda tidak hadir karena bersamaan dengan jadwal kerja mereka sehingga kami lebih menysuaikan dengan kondisi mereka,’’ kata Pastor Atel. *** 

                                                                                                                (Konrad Mangu)

Posting Komentar

0 Komentar