Unordered List

6/recent/ticker-posts

Menafsir Mimpi

 


Ketika mempelajari kembali kisah perjalanan hidup orang Israel, saya mencoba merunut kembali dua belas  nama anak Yakub. Dari dua belas nama anak Yakub, saya cenderung tertarik dengan kehidupan seorang Yusuf, anak kesayangannya. Memang,  menjadi anak kesayangan seorang ayah, di satu sisi menyenangkan tetapi di sisi lain, menimbulkan iri hati dari saudara-saudara lain. Kecemburuan dalam lingkup keluarga Yakub mulai nampak dan dari kecemburuan inilah maka Yusuf menjadi korban permainan saudara-saudaranya.  

 

Pada awalnya ia hendak dibunuh tetapi kemudian gagal dilakukan oleh saudara-saudaranya. Ia juga sudah dimasukan ke dalam sumur tua, tetapi kemudian diambil lagi. Ia kemudian dijual ke saudagar Mesir. Ketika ia dijual berarti ia harus berpisah dengan saudara-saudaranya dan terutama ayahnya Yakub. Yakub hanya memendam rindu duka penyesalan karena anak kesayangannya tidak kembali ke pangkuannya. Yakub menjadi korban skenario anak-anaknya sendiri.

 

Allah berkehendak lain. Yusuf yang dijual itu awalnya mengalami kehidupan pahit di Mesir. Ia dipenjara dan diperlakukan tidak adil. Namun suatu waktu, Yusuf dimintai oleh raja untuk menafsir mimpi. Firaun menceritakan mimpinya kepada Yusuf, ’Saya melihat tujuh ekor sapi yang gemuk dan bagus. Kemudian saya melihat tujuh sapi yang sangat kurus seperti tulang berlapis kulit. Setelah itu, sapi-sapi yang kurus memakan habis sapi-sapi yang gemuk.

 

’Dalam mimpi saya yang kedua, saya lihat setangkai gandum yang terdiri dari tujuh bulir gandum yang berisi dan masak. Setelah itu saya lihat lagi tujuh bulir yang lain, yang kurus dan kering. Kemudian bulir-bulir gandum yang kurus menelan habis ketujuh bulir gandum yang bagus.’

 

Menurut Yusuf, dua mimpi raja itu memiliki kesamaan arti bahwa tujuh tahun ini, kita mengalami kelimpahan makanan dan tujuh tahun berikutnya terjadi peristiwa kelaparan yang sangat dhasyat. Yusuf menganjurkan supaya raja memilih orang yang bijaksana untuk melakukan tindakan mengumpulkan makanan sebagai persiapan untuk menghadapi musim kelaparan. Raja menyuruh Yusuf untuk mengumpulkan bahan makanan itu sebagai lumbung untuk menghadapi peristiwa kelaparan. Mesir mengalami masa kemakmuran karena persediaan makanannya melimpah. Daerah-daerah sekitar mengalami musim kelaparan yang sangat hebat, termasuk keluarga Yakub.

 

Peristiwa kelaparan inilah menjadi titik jumpa anak-anak Yakub. Letak kehebatan seorang Yusuf adalah mau menerima kembali saudara-saudaranya tanpa mengungkit pengalaman pahit masa lalu. Yusuf, sang penafsir mimpi itu memang hebat.***(Valery Kopong)

Posting Komentar

0 Komentar