“Hidup
yang tidak pernah direfleksikan adalah hidup yang tidak pantas untuk dijalani.”
Hidup dan merefleksikan tentang kehidupan itu sendiri merupakan cara sederhana dalam memaknai hidup itu. Tanpa refleksi,
kehidupan itu berjalan secara monoton, tanpa makna dan manusia tak pernah
berhenti untuk melihat, sejauh mana ia telah melangkah dan berapa daya hidup
yang terkuras dalam melakoni hidup itu.
Sebagai
orang beriman akan Kristus, seluruh kepingan hidup kita bergantung pada-Nya dan
terutama salib yang menawarkan sebuah pengorbanan yang utuh dalam diri Yesus.
Yesus dan salib menjadi ikon yang membahasakan penderitaan dan di balik salib
itu terbersitlah harapan baru. Ketika manusia tidak berdaya, ada kecemasan dan
pemberontakan, ingin lari dari kenyataan. “Harapan” membuat manusia untuk
bertahan dalam situasi apa pun.
Penulis,
dalam kepingan-kepingan renungan ini menuturkan banyak hal yang bisa memberikan
pencerahan baru, bagaimana memandang seluruh persoalan hidup dalam terang iman. Beriman
pada Yesus yang tersalib tidak memperlihatkan sebuah beban yang berarti,
melainkan menawarkan harapan dan peluang baru dalam memaknai hidup. Salib
memiliki banyak cerita tentang kehidupan anak
manusia yang terpaku pada palang hina itu. Dan mungkin, membaca
renungan-renungan ini, kita pun terpaku sambil
mengagumi nilai dari sebuah
pengorbanan.
Buku
ini merupakan kumpulan refleksi penulis yang mengulas tentang pengalaman dan
pergumulan hidup manusia dari sisi sosial, politik dan agama. Dari kepingan
refleksi ini sangat diharapkan dapat membantu para pembaca untuk melihat
seluruh pengalaman hidup dalam terang Sabda-Nya.***(VK)
0 Komentar