Unordered List

6/recent/ticker-posts

Roda Kehidupan

 


Beberapa waktu lalu, sempat bertemu dengan seorang tukang tambal ban yang setiap hari mangkal di pinggir jalan raya. Saya kenal baik tukang tambal ban itu. Sudah cukup lama ia menggeluti dunia penambalan ban setelah pensiun dari sebuah perusahaan. Baginya, menambal ban tidak untuk mencari keuntungan tetapi sekedar mengisi waktu luang dan berkesempatan untuk membangun komunikasi dengan orang lain, terutama bagi orang-orang yang mengalami kebocoran ban pada kendaraannya.

 

Terkadang sepi menambal ban dan juga mengisi angin. Tetapi terkadang dalam sehari bisa menambal ban beberapa motor dan bahkan ban mobil. Menurut Jarwo (bukan nama sebarnya) yang setiap hari bergelut dengan pekerjaannya ini, terkadang memposisikan diri mirip dokter, di mana seorang pasien tentu mencari seorang dokter. Demikian juga, “motor yang lagi sakit kaki (baca: ban)” mencari tukang tambal supaya bisa terisi angin lagi dan berjalan normal.

 

Menurut Jarwo, kebanyakan ban motor-motor itu terkena paku jalanan. Memang, pada beberapa waktu yang lalu, kejadian pada salah satu wilayah di  Jakarta, hampir setiap pagi banyak pengendara motor mengeluh akan tindakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan menghamburkan paku-paku di jalanan supaya bisa menjerat roda-roda kendaraan bermotor. Mencari rejaki seperti ini, menurut Jarwo, tidaklah baik. Memang penambal ban senang kalau roda-roda kendaraan bermotor itu gembos supaya ada pemasukan rejeki baginya.

 

Mendengar cerita ini memang miris. Bahwa ada orang mencari rejeki secara baik dan tidak mencederai orang lain. Rejeki yang baik bila seorang penambal ban itu menerima saja para “pasien motor” tanpa terlibat mencederai para pengendara. Rejeki sudah diatur oleh Tuhan, entah berapa banyak pemasukan hari itu, sudah digariskan oleh Tuhan. Dalam kisah cerita yang sederhana ini, Jarwo mengatakan bahwa cukup banyak membantu orang-orang yang mogok motornya. Bahkan ada yang tidak memiliki uang recehan untuk membayar maka masih dimungkinkan Jarwo untuk tetap membawa motornya walaupun tidak membayar.

 

“Mereka cukup mengucapkan terima kasih padaku, itu sudah memberikan kelegaan.” Pengalaman batin seorang Jarwo mengatakan bahwa jauh lebih terhormat ketika diperlakukan secara terhormat oleh para pengendara motor yang bannya bocor. Membantu orang itu menjadi sebuah keharusan bagiku. Jarwo berprinsip bahwa “Carilah dahulu Kerajaan Allah” maka semuanya akan ditambahkan.***(Valery Kopong)

    

Posting Komentar

0 Komentar