Mengisi hari-hari hidup dengan berdoa merupakan impian
setiap orang beriman. Bagi masyarakat kota yang penuh dengan kesibukan, berdoa
dengan menghadirkan seluruh anggota keluarga
pada setiap hari menjadi sebuah tantangan tersendiri. Doa bersama menjadi bentuk penyerahan secara
utuh seluruh anggpta keluarga dan
karenya perlu dipersiapkan secara matang. Menjalani hidup dan kehidupan di atas
“rel waktu” dan didera oleh kesibukan
yang berkepanjangan maka biasanya doa bersama dengan menghadirkan seluruh
anggota keluarga seringkali tidak berjalan secara baik.
“Keluarga Berdoa” merupakan buku sederhana yang bisa
menghantar keluarga-keluarga Katolik memasuki ruang sunyi untuk berdoa secara baik.
Buku ini menjadi panduan penting bagi keluarga Katolik untuk mengungkapkan
ujud-ujud khusus di malam hari dan dilengkapi dengan Rosario keluarga. Dengan
memetakan ujud-ujud doa pada malam yang berbeda, penulis membantu kita untuk
memahami secara jeli dan memaknai hari-hari yang dilewati. Ujud doa keluarga
pada malam minggu: mohon kekuatan iman,
malam senin: mohon keberhasilan dalam pekerjaan, malam selasa: mohon ketabahan
dalam menghadapi cobaan, malam rabu: mohon kerukunan dan perdamaian dalam
keluarga, malam kamis: mohon campur tangan Tuhan dalam masalah, malam Jumat:
Bersama-sama mengatasi masalah keluarga, malam Sabtu: bersyukur atas berkat
Tuhan kepada keluargaku.
Rentetan ujud yang disiapkan dalam buku ini membantu
pembaca untuk melihat apa yang terjadi dalam hidup dan dibawakan dalam doa
bersama keluarga. Doa dan ujud-ujud yang disiapkan penulis, seakan mengajak
para pembaca untuk terlibat dan bergumul dengan kehidupan melalui doa. Doa lalu
dilihat sebagai “ruang refleksi” terhadap apa yang sudah dilakukan dan dikemas
secara sederhana dalam doa, yang di dalamnya mengungkapkan rasa syukur kepada
Allah yang telah menganugerahkan hidup ini. Nada doa dengan menitikberatkan
pada ungkapan syukur, membahasakan sebuah relasi yang kental yang diperlihatkan
antara si pendoa dan Allah sebagai titik tuju dari doa itu sendiri.
Apakah doa hanya memungkinkan kita membangun relasi dengan
Allah saja? Tidak!! Doa “membuka cabang” pergumulan dengan sesama yang lebih dekat
yakni dengan anggota keluarga. Dalam
keluarga, tentunya ada persoalan yang menghadang dan karenanya setiap
permasalahan yang dialami dalam keluarga, bisa dicari solusinya melalui doa-doa
yang didaraskan secara bersama-sama sebagai satu keluarga. Keluarga-keluarga
Katolik selalu menunjukkan kebersamaan dan keutuhan iman secara kolektif yang
bermula dari keluarga. Keluarga menjadi penopang kehidupan menggereja dan
karena itu keluarga tak henti-hentinya membangun kehidupan doa yang kuat agar
bisa bertahan di tengah terpaan zaman yang kian mengganas.***(Valery Kopong)
0 Komentar