Unordered List

6/recent/ticker-posts

Yesus, Katekis Sejati

 


Menjadi katekis, tidak hanya mentransfer doktrin-doktrin Gereja yang sudah dipelajari dalam Katekismus tetapi lebih pada bagaimana menggali pengalaman dan persoalan hidup yang sedang dialami oleh umat manusia. Proses penggalian pengalaman iman umat menjadi terbentur ketika katekis tidak kreatif  dalam melontarkan pertanyaan-pertanyaan sebagai perangsang bagi umat dalam memahami diri dan pengalaman imannya terhadap Allah.

Zaman berubah, katekis pun turut berubah di dalamnya. Hanya di dalam perubahan itu katekis mestinya membaca peluang dan karakter umat  yang sudah sekian tahun berada pada pola katekese lama yang terkesan monoton dan satu arah. Para katekis Gereja yang lebih dikenal sebagai katekis volunter  perlu menggali pola-pola baru dalam berkatekese agar umat yang didampingi mendapat pencerahan baru karena pengalaman imannya sendiri  bermakna setelah ditafsir dalam terang kitab suci.

Pola katekese berakar pada Yesus yang dalam proses pengajaran lebih mengedepankan situasi riil yang diangkat  dalam perumpamaan bernilai biblis. Dari perumpamaan-perumpamaan yang dilontarkan Yesus membuat orang-orang yang diajarinya bertanya dan mengadakan sebuah refleksi panjang tentang dunia sekitarnya. Pola pengajaran Yesus ini juga bertentangan dengan pola pengajaran yang dibangun oleh kaum farisi dan ahli-ahli taurat yang secara tekstual terpaku pada Kitab Taurat dan sulit untuk keluar menjangkau situasi riil.

Yesus telah mengajar dengan menggunakan pola pendekatan yang sederhana. Namun dalam kesederhanaan itu orang-orang pada akhirnya memahami, siapa itu Yesus dan kerajaan Allah yang diwartakan-Nya. Gereja senantiasa memperbarui diri (Ecclesia Semper Reformanda Est) dan dengannya semakin terbuka mendengarkan jeritan kemanusiaan. Peristiwa-peristiwa hidup manusia yang biasa bisa menjadi menarik dan memiliki nilai jual rohani ketika digodok secara lain oleh katekis yang kreatif. Yesus adalah katekis sejati, dalam dirinya kita menemukan cara-cara baru dalam menilai zaman. Buku panduan sederhana ini mengantar kita untuk memahami  diri dan dunia sekitar dalam lingkaran katekese***(Valery Kopong)

Posting Komentar

0 Komentar