Larantuka, Gagas Indonesia Satu.com
Maksimus Masan Kian, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) memberikan apresiasi atas suksesnya pelaksanaan Festival Bale Nagi 2023 oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Flores Timur, dalam hal ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Flores Timur. Menurut Maksi Festival Bale Nagi telah tercatat dalam sejarah Flores Timur sebagai sebuah even akbar Flores Timur dan layak menjadi satu ikon pariwisata. Festival Bale Nagi ditahun 2023 ini sukses terlaksana, aman dan lancar serta memberikan manfaat serta dampak positif bagi kemajuan Flores Timur.
"Walau tidak penuh, setiap saya selalu menyempatkan diri ke lokasi pelaksanaan Festival Bale Nagi 2023 di Taman Kota Felix Fernandez Larantuka. Di sana, saya menemukan sejumlah hal positif yang patut diberi apresiasi," kata Maksi.
Ada sejumlah hal positif yang patut mendapat apresiasi menurut Maksi diantaranya; Pertama, Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berani dan konsisten untuk hadir memberikan satu hal yang berbeda membentuk warna kota Larantuka. Acara festival tidak saja didengar terlaksana di daerah lain atau hanya bisa ditonton melalui media elektronik dan media sosial, tetapi benar-benar nyata, ada di Kabupaten Flores Timur.
Kedua, sangar seni, Komunitas Adat, Komunitas Orang Muda,Komunitas Teater, Pelajar, yang bergiat di dunia seni dan budaya yang selama hanya tampil di sekolah, kampungnya, atau pada hajatan di tingkat kecamatan, melalui kegiatan Festival Bale Nagi mereka bisa tampil di panggung tingkat kabupaten. Pada panggung yang lebih besar, ditonton lebih banyak orang akan melahirkan energi positif untuk membangun semangat yang baru kepada komunitas atau kelompok untuk berkarya.
Ketiga, diatas 60 an Usaha Kecil Menengah (UKM) baik di Flores Timur, Lembata dan Sikka mendapat ruang dan kesempatan terbaik untuk menjual hasil produksi dan karyanya. Ansis Uba Ama, salah satu pelaku UKM dengan akun jual bunga Larantuka melalui tulisan di media sosial facebook berterima kasih kepada panitia yang memberikan stand gratis kepada semua UKM. Indikasi kepuasaan ini adalah bagian dari sari sari kesuksesan sebuah kegiatan.
Keempat, Festival Bale Nagi tidak hanya menyiapkan panggung pentas budaya tetapi panggung yang luas juga dibuka untuk komunitas orang muda pencinta seni berbagai grup band untuk menyajikan lagu daerah, lagu nasional bahkan internasional. Jika selama ini komunitas band hanya tampil di tingkat desa atau kecamatan, panggung Festival Bale Nagi telah melahirkan kepercayaan diri Orang Muda Flores Timur untuk terus berkarya.
Kelima, tim kreatif pelancar kegiatan Festival Bale Nagi 2023 murni Anak Lamaholot. Paul Goran bersama crew. Protokol, Sefi Belang dan Kiki Adonara yang cetar membahana, dan sejumlah tim belakang layar lainnya, Anak Lamaholot. Kepercayaan kepada Anak Lamaholot dalam memperlancar kegiatan Festival Bale Nagi menunjukan bahwa, Anak Flores Timur juga bisa!
Keenam, Bapak Penjabat Bupati Flores Timur, Drs. Doris Alexander Rihi,M.Si tampak kompak bersama jajaran OPD, Uskup Larantuka, Raja Larantuka, menyukseskan kegiatan ini. Pemandangan seperti ini mesti terus dipertahankan. Kekompakan, kerja sama, kolaborasi itu penting.
Tema Festival Bale Nagi 2023, "Engko Lamaholot, Kita Lamaholot, Tora Hatu Lamaholot" memiliki roh yang menyatukan. Tuhan dan Leluhur mendukung niat baik hingga suksesnya even akbar ini.
Nama Flores Timur harum karena ada Anak Lamaholot yang rela berdarah-darah demi suksesnya acara ini. Ibu PLT Kadis Kebudayaan dan Pariwisata, Rin Riberu bersama Crew, Sil Hurit, Wilbert, Jodi Felix dan lain-lain, salut untuk kerja cerdas dan terukur yang telah kalian persembahkan untuk Nagi Flores Timur. Semua indah pada waktunya.
Maksi Masan selain menyampaikan apresiasi, juga menyampaikan saran konstruktif untuk pelaksanaan even yang sama ditahun yang akan datang.
"Ada tiga saran sederhana yang mau saya sampaikan pada pelaksanaan Festival Bale Nagi tahun -tahun yang akan datang. Pertama, semoga panitia bisa menyiapkan satu Stand (pondok) ukuran yang sedikit lebih luas, di sana ada sajian atau demostrasi memasak makanan lokal yang bisa menjadi tempat konsumsi penonton yang datang, terlebih anak -anak sebagai bagian dari pengenalan pangan lokal Flores Timur. Misalnya Putu dengan Wata Senema, Ikan Sembe, Sayur Daun Kelor di malam pertama. Era, mudu, belawa, beloma malam kedua, dan seterusnya.
Kedua, hemat kami ada stand lainnya pengenalan permainan dan alat musik Tradisional Lamaholot yang dipajang dan ada yang bisa mendemostrasikan cara memaikan, misalnya pengenalan beletok, suling, gong, gendang, dan lain-lain.
Ketiga, berharap ada stand menyajikan buku buku Cerita Rakyat, sejarah tentang Lamaholot, Cerita Asal Usul Lewo, Ritus-ritus Lamaholot dan lain-lain sebagai bagian dari edukasi mengenal Lamaholot lebih dekat melalui bahan bacaan yang ada di arena festival," kata Maksi. *** (humas PGRI Flotim)
keterangan foto: Maksimus Masan Kian,
0 Komentar