Tanggal tiga
April 2023, ia menghembuskan nafas
terakhir di salah satu rumah sakit di Semarang. Beberapa informasi yang sempat
kami himpun bahwa Monik dibawa ke Wonogiri untuk berobat. Namun dalam
perjalanan, sakit yang diderita itu kambuh dan dilarikan ke salah satu rumah
sakit di Semarang. Pertolongan medis yang dilakukan oleh para dokter sepertinya
tidak membuahkan hasil karena penyakit yang diderita itu sudah pada tingkat
yang parah. Menurut salah satu anggota keluarga menceritakan bahwa selama mengidap
sakit gagal ginjal itu, Monik tak pernah mengeluh. Semuanya ia pendam dan
rahasiakan dari keluarganya.
Kepergian Monik tentu membawa duka yang mendalam bagi keluarganya. Ayahnya telah lebih dahulu dipanggil Tuhan beberapa tahun yang lalu. Karena itu saat sebelum menghembuskan nafas terakhir di Semarang, ia meminta untuk kembali ke Tangerang, mau ada bersama dengan ayahnya. Keinginan kuat untuk pulang kembali ke Tangerang inilah yang mendorong keluarga untuk membawa jenazahnya kembali ke perumahan Taman Raya Rajeg.
Tanggal 3 April, tepatnya pkl.19.00 ada misa requiem yang dipersembahkan oleh Romo Wahyu. Para pelayat yang datang, begitu membludak dan memenuhi area rumah duka itu. Para pelayat yang hadir umumnya dari kalangan kaum muda. Kehadiran kaum muda ini menunjukkan bahwa selama masa hidupnya, Monik selalu memperlihatkan jiwa sosialnya untuk aktif dalam setiap kegiatan, terutama kegiatan-kegiatan Gerejani. Ia aktif sebagai pusakris, aktif sebagai Orang Muda Katolik (OMK) wilayah Santa Anna – Rajeg. Kehadiran orang muda Katolik memberikan gambaran bahwa mereka kehilangan seorang sahabat yang baik.
Penulis
sendiri mengenal Monik ketika masih duduk di bangku SMP Maria Mediatrix. Saat itu
saya mengajar jurnalistik dan menghidupi majalah KISS MM. Walaupun sebagai
pengajar jurnalistik, Monik dan temannya masih akrab dengan saya. Monik begitu
aktif menulis, baik menulis berita, cerpen maupun feature. Monik telah berusaha
untuk menuliskan cerita hidupnya melalui tindakan nyata untuk terlibat dalam
kehidupan ini. Dari surgamu engkau selalu menulis tentang syair-syair surgawi.***(Valery
Kopong)
0 Komentar