KEINDAHAN serta keunikan Danau Waikuri,Desa Kalena Rana,Kec. Kodi Utara, Kab.Sumba Barat ,NTT adalah suatu yang tak diragukan lagi. Buktinya pesona wisata ini menyuguhkan pemandangan eksotik,menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara.
Danau Waikuri merupakan danau terbentuk dari genangan sumber mata air dan laut yang menerobos masuk melalui celah-celah batu karang. Oleh karena campuran air laut -air payau serta konfigurasi pephonnan sekeliling membuat gradasi warna biru kehijauan serta menampilkan panorama danau indah dan memikat.
Danau Waikuri dengan kondisi tidak dalam membuat nyaman pengunjung bisa bermain, berenang di danau tersebut. Tidak hanya itu dengan keindahan danau memikat,para pengunjung memilih sebagai spot untuk melakukan obyek pemotretan. Sambil menikmati panorama sekitar danau,para pengunjung dengan leluasa menikmati indahnya ciptaan Sang Ilahi.
Penawar jasa pemotretan
Sahabat pelancong di mana saja berada, ada suatu fenomena dan fakta baru yang saya temukan dalam kunjungan wisata ke Danau Waikuri di desa Maromandaya kecamatan Kodi Utara Kabupaten Sumba Barat Daya NTT adakah anak-anak usia SD dan SMP menawarkan jasa pembuatan/pemotretan foto dengan menggunakan kamera HP milik wisatawan yang berkunjung. Mungkin fenomena ini jarang dilakukan anak - anak usia sekolah di tempat lainnya.
Ketika para tamu tiba di pelataran parkiran seputaran danau Waikuri, anak-anak mulai berkerebut dan tanpa sungkan mendekati tamu, dan masing-masing anak menawarkan jasa sambil promosi keahliannya dalam pemotretan dengan latar danau Waikuri. "Yah nanti saya foto om, berdiri di sini dan saya potret dengan latar danau serta ada konfigurasi berbentuk Love (hati)", ungkap seorang anak. Anak lain pun menimpali, "Saya foto Om menggunakan panorama sehingga danau dan laut menjadi suatu pemandangan yang sangat menarik dan mempesona". Bahkan ada anak lain bertutur, "Saya akan foto om dan akan terbentuk bayangan sehingga om menjadi tiga dalam satu kali potret atau dalam satu sudut pandang".
Begitulah, kata-kata promosi dari bocah-bocah cilik yang terus meluncur tanpa beban sambil berjalan mengikuti para wisatawan yang datang berkunjung kenikmati keindahan danau Waikuri. Suasana memang agak gaduh dan terganggu, namun anak-anak bocah, maka rasa terganggu dan sedikit emosi menjadi hilang.
Terus terang, bahwa kali ini, saya telah berkunjung di danau Waikuri merupakan kali ketiga (2018, 2021 dan 2023), namun baru kali ini menemukan suatu fakta baru ini. Hal ini menjadi menarik dan memantik naluri untuk bisa menelisik lebih jauh dan menjadi suatu karya jurnalistik karena dilakonkan oleh bocah-bocah cilik dengan mempromosikan ketrampilan dan keahlian dengan memanfaatkan HP android untuk karya foto yang unik yaitu seseorang dipotret sehingga menjadi 3 seperti tampak dalam gambar ini. Ketrampilan ini, mungkin diantara anak-anak seusianya banyak yang belum paham. Bahkan ada orang dewasa pun belum trampil menggunakan teknik foto. Hal ini bisa dibuktikan, ketika saya mencoba menanyakan beberapa teman seperjalanan, mereka juga mengakui belum mahir dan tidak bisa memotret dengan teknik demikian.
Terlepas dari ketrampilan dalam pemotretan menggunakan sistim itu merupakan hal yang biasa-biasa saja, namun ada fenomena lain yang menarik yaitu dari tawaran jasa pemotretan itu, para wisatawan yang berkunjung sedikit merogok kocek, walau tidak banyak untuk diberikan kepada bocah-bocah cilik sebagai balas jasa atas dan penghargaan atas penawaran jasanya.
Salah satu bocah itu yang berhasil ditemui untuk diwawancarai penulis adalah Donatus Renya Koro Tama. Donatus, demikian ia disapa, adalah siswa kelas VI SD Maromandaya di Desa Maromandaya Kec. Kodi Utara Kab. Sumba Barat Daya.
Donatus mengakui bahwa ketrampilan dan keahlian pemotretan itu, diperoleh ketika seorang guide asal Sumba Barat (Waitabula) atas nama Boban, yang sering mendampingi wisatawan juga memotret dengan sistim itu dan dilihat oleh Donatus. Melihat itu, Dibatus pun merasa tertarik dan belajar dari Om Boban, dan sekarang ia pun sudah mahir sehingga berani menawarkan jasa pemotretan.
Ketika ditanya, Donatus mengakui bahwa atas jasa pemotretan tersebut, kadang dikasih tips dari wisatawan yang berkisar antara Rp..20.000 s.d. Rp. 200.000 per hari. 'Yah kalau wisatawan ramai, maka satu hari bisa dapat Rp. 200.000", tutur Donatus mengakui. Lanjutnya, uang itu dikumpulkan untuk membeli keperluan sekolah seperti tas, sepatu, seragam dan keperluan lain.
Demikian kisah singkat Donatus yang ingin bercita-cita menjadi Polisi. Dan ketrampilan pemotretan seorang pribadi menjadi 3 hasil karya Donatus mempunyai kualitas foto yang mumpuni, karena hasilnya begitu bagus, terang dan tanpa blur atau bayangan dobel.
Walau dilakukan bukan atas suatu pekerjaaan/profesi, namun patut kita memberikan apresiasi kepada Donatus dan kawan-kawan karena mampu memahami dan mengaplikasikan teknologi dari kemajuan digital dan mempunyai manfaat bagi pribadinya juga bagi orang tuanya. Anak-anak mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk kepentingan yang sangat positip. Mungkin pada kesempatan yang sama, bocah-bocah lain lagi berselancar dan berkutat bermain game on line di layar HP atau komputer namun ada sebagian anak di sudut seputaran danau Waikuri Kodi Utara pun menyalurkan hobi dan bakat dalam aktifitas positip. Selamat belajar dan terus mengembangkan bakat, hobi dan potensi demi meraih masa depan yang gemilang. Semoga!
0 Komentar