Unordered List

6/recent/ticker-posts

Karir dan Peran Seorang Ibu.

 

Sumber foto: google

Perih teriris ketika melihat anakku sakit. Berawal dari kisah masa lalu, sejak usia 2 bulan anakku sudah merasakan tajam nya suntikan dan sakit nya di infus. Hati perih teriris melihat anak ku di ruang IGD pukul 00.00 dari kejauhan dia menatapku untuk meminta tolong walaupun tidak bisa mengucapkan kata-kata. Ya Tuhan, ujianku di awal aku berperan menjadi seorang ibu dan orang tua. Aku terima apapun yang Tuhan berikan karena itu mengasahku untuk menjadi orang yang lebih dewasa dan bertanggung jawab. Seminggu anakku harus menjalani proses yang sungguh berat. Beban berat ketika melihat anakku 2 kali dalam sehari diuap dan 24 jam menggunakan tabung oksigen. Tapi aku harus kuat karena aku harus sehat untuk anakku.

Masa lalu itu membuatku menjadi orang yang paranoid sampai saat ini. Aku yakin semua orang tua pasti merasakan hal yang sama seperti aku. Ketika anakku sudah mulai sakit sejak kecil,  aku sudah panik bahkan aku teringat kisah ketika anakku berusia 2 bulan.

Peran seorang ibu ternyata adalah pekerjaan sepanjang hayat, tanggungjawab sepanjang hayat dan peran penting buat keluarga. Aku adalah seorang pekerja pengajar atau guru ternyata mengajar atau mendidik siswa sama besar tanggungjawab nya dengan mengurus anakku sendiri.  Hanya bedanya, siswa-siswi adalah anakku di sekolah yang tanpa aku kandung.

Aku bekerja sudah hampir 5 tahun.  Puji syukur kepada Tuhan di tahun ke 5 ini aku diberikan tanggungjawab besar.  Aku dipercaya  untuk memimpin sekolah. Kali ini bukan lagi anak kecil yang aku naungi tapi orang dewasa yang harus aku bimbing. Secara pengalaman, siapakah aku? Bisa berbuat apa aku ini? Tapi aku yakin ini semua proses yang Tuhan siapkan untuk aku belajar untuk sampai akhirnya aku akan ada di titik di mana TUHAN memberikan tempat yang baik sebagai seorang ibu dan seorang pekerja.

     Memang tidak mudah pada posisi ini karena ketika di posisi anakku sakit,  itulah pergumulan hati yang sangat bergejolak. Aku harus bisa menjalankan tanggung jawab sebagai seorang pemimpin tapi aku juga tidak bisa menutup mata bahwa ada anakku yang saat sakit pasti membutuhkan aku.

Kita tidak bisa meminta orang untuk mengerti posisi kita bahkan mengerti keadaan kita. Karena orang hanya bisa menilai kesalahan daripada kebaikan. Seperti sebuah peribahasa "satu kesalahan akan menutup seratus bahkan seribu kebaikan". Akan tetapi seorang sahabat yang baik sama hal nya seperti keluarga. Sebuah keluarga pasti mengerti di saat keluarganya mengalami masalah dan pasti mau menerima kekurangan. Karena prinsip sebuah keluarga ialah tidak ada kesalahan yang dibawa sampai ke liang kubur.

Untuk saat ini kalau ditanya apa fokus  aku ke depan? Aku ingin semua berjalan baik-baik saja. Baik pekerjaanku ataupun keluargaku. Aku ingin keduanya berjalan beriringan sampai kepada titik kesuksesan. Kesuksesan dalam pekerjaanku dan kesuksesan di dalam keluarga.***(Bertha Retnaning)

 

 

Posting Komentar

0 Komentar