Tema renungan kita pada
hari Minggu Paskah ke-5 ini ialah: Yesus Adalah Jalan Bagi Kita. Pada suatu
hari Minggu pagi, saya bersiap untuk merayakan Misa di salah satu paroki yang
berjarak 20 kilometer dari tempat saya tinggal di daerah Jakarta Utara. Saya
menyetir mobil melewati toll dengan kecepatan antara 60-80 km per jam. Tetapi
pada saat saya keluar toll, jalan yang biasa saya lalui untuk sampai di gereja
Paroki ditutup. Ada kegiatan bakti sosial yang dilakukan oleh warga masyarakat
setempat. Semua kendaraan harus memilih jalan lain.
Waktu untuk perayaan Misa
tinggal 20 menit. Saya harus mencari jalan lain, biarpun yang berukuran pas untuk
dilewati mobil, agar segera sampai di gereja. Awalnya saya kehabisan akal dan
tidak tahu harus berbuat. Tetapi saya segera menyadari bahwa GPS (navigasi) di
handphone dapat membantu. Saya menyetel GPS untuk mengarahkan saya ke alamat
gereja. Dalam waktu kurang dari 10 menit saya sudah berada di halaman parkir
gereja, tepat waktunya untuk persiapan diri di sakristi dan Misa akan segera
dimulai.
Ibarat GPS yang
mengarahkan kita jalan dengan memakai suara, grafik arah jalan, peringatan dan
pemberitahuan yang kita perlukan, GPS di dalam perjalanan iman kita juga
melakukan pekerjaan yang sama. GPS dalam iman kita ialah Tuhan Yesus Kristus.
Ia menyebutkan identitas diri-Nya sebagai jalan yang kita lalui untuk sampai
kepada tujuan kita, yaitu keselamatan dan persatuan kita dengan Bapa di surga.
Sebagai jalan bagi kita, Ia memberikan kita kebenaran yang menjadi makanan
utama kita supaya kita memiliki kehidupan yang sesungguhnya dan sepenuhnya.
Kehidupan yang sempurna ialah di surga.
Firman Tuhan hari ini
paling kurang memberikan kita dua refleksi betapa fundamentalnya pendasaran
iman kita pada Tuhan Yesus sebagai jalan kita. Pertama ialah Tuhan Yesus
Kristus sebagai penyelamat kita. Di tengah bahaya dan kesulitan yang menimpah
hidup kita, Ia menjadi solusi dan jawaban sehingga kita tidak dapat binasa dan
mati. Kejadian di dalam Gereja Perdana di Yerusalem, adalah perpecahan di
antara para anggotanya. Tapi kuasa Allah datang untuk menyelamatkan Gereja
dengan ditetapkannya enam orang diakon.
Kedua ialah Tuhan Yesus
memberikan kita martabat yang tinggi, yaitu panggilan menjadi kudus. Ia
merahmati kita sebagai bangunan rohani yang suci dan suatu imamat yang kudus.
Dengan begitu, kita menerima dari-Nya tugas besar untuk menguduskan dunia.
Bersama dengan Dia, kita akan membawa dunia ini dan segala ciptaan melalui
jalan Yesus Kristus yang menuju kepada Bapa. Jalan kekudusan pertama-tama
berguna bagi kita sendiri, kemudian berguna juga bagi orang-orang yang kita
layani di dalam perutusan kita masing-masing. (Pastor Peter Tukan, SDB)
0 Komentar