Unordered List

6/recent/ticker-posts

Hari Lahir Pancasila

 

Tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahirnya Pancasila. Momentum ini harus digunakan semaksimal mungkin untuk melihat diri, memaknai kembali nilai-nilai Pancasila yang menjadi ideologi bangsa Indonesia. “Penetapan tanggal 1 Juni sebagai hari libur nasional peringatan Hari Lahir Pancasila itu diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila. Keppres tersebut ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).”

Pancasila sebagai ideologi menjadi “cermin” bagi setiap masyarakat Indonesia untuk melihat nilai-nilai dasar yang lahir dari bumi nusantara untuk menjadi perekat bangsa yang multi etnis, ras dan multi agama. Di tengah terpaan “ideologi lain” yang menghantam negeri ini, Pancasila terus dimaknai sebagai baru agar bangsa Indonesia tetap kokoh dan tidak terombang ambing oleh hantaman ideologi lain yang lebih radikal.

“Pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno memperkenalkan 5 sila, yang terdiri dari Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Inilah momen Pancasila dikenalkan untuk pertama kalinya.” Rumusan yang pertama kali ditawarkan oleh Soekarno ini masih digodok dan mendapatkan sebuah rumusan yang pas dan diterima oleh semua pihak sampai hari ini.

Dari mana inspirasi lima sila ini ditemukan oleh Soekarno? Ada beberapa tulisan yang menyingkap nilai-nilai Pancasila ini ditemukan oleh Soekarno saat beliau dibuang ke Ende – Flores. “Selama di Ende dari tahun 1934-1938 salah satu hal yang paling penting adalah ketika Soekarno di tengah keterasingannya di bawah pohon sukun, sebagai salah satu tempat beliau menggali pemikiran tentang dasar Negara yang kemudian dirumuskan oleh Panitia Sembilan menjadi Pancasila pada tahun 1945.”

Catatan-catatan penting ini menjadi sumber inspirasi bagi bangsa untuk melihat Indonesia sebagai “rumah bersama” yang perlu dijaga keberlangsungan  nilai-nilai yang menjadi falsafah hidup dan dengan demikian, kita menolak ideologi lain yang tidak sejalan dengan budaya bangsa Indonesia. “Gotong Royong Membangun Peradaban dan Pertumbuhan Global.” ***(Val)

Posting Komentar

0 Komentar