(Sumber Inspirasi, Markus 11: 11-26)
Penginjil Markus hari ini mengajak kita untuk
memaknai tindakan Yesus yang tidak biasa. Ia mengusir para pedagang yang
berjualan di sekitar Bait Allah. Tindakan Yesus ini terkesan otoriter tetapi
sesungguhnya di balik itu, Ia sedang menata sikap dan perilaku orang-orang
Yahudi. Para ahli Taurat yang dikenal sebagai tokoh oposisi berusaha untuk
tidak memberikan perlawanan karena banyak orang kagum akan pengajaran-Nya.
Pada peristiwa di mana Yesus membersihkan Bait
Allah, dikaitkan juga dengan peristiwa di mana Yesus mengutuk pohon ara. Banyak
penafsir kitab suci memberikan makna secara eksplisit dari tindakan Yesus
mengutuk pohon ara. Jika dilihat dari sisi makna perumpamaan tentang pohon ara
yang tidak berbuah, secara tidak langsung, Yesus menganalogikan pohon ara yang
tidak berbuah sebagai umat Israel yang tidak produktif. Memang, saat Yesus
melihat pohon ara itu tidak bertepatan dengan musim buah ara. Yesus ingin
menghendaki agar setiap orang Israel lebih produktif, menghasilkan buah-buah
kebaikan dan tidak mengenal musimnya.
Bait Allah adalah Rumah Bapa, tempat untuk
membangun daya hening dan berkomunikasi dengan Allah dalam kesunyian. Karena
itu ketika mendapati Bait Allah disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab, memunculkan kemarahan Yesus. Yesus membanting meja yang
dijadikan sebagai tempat untuk berjualan, memberikan sebuah pesan bahwa rumah
Tuhan menjadi kotor dan jika rumah Tuhan telah dikotori oleh manusia maka ada
ketertutupan hati pada Allah.
Bait Allah yang sedang dibersihkan oleh Yesus
“beratapkan kemunafikan” dan sedang dijadikan sebagai ruang transaksi sosial
dan ekonomi. Para ahli Taurat memanfaatkan Bait Allah sebagai sarana untuk
mempertontonkan kesalehan diri untuk meraih pundi-pundi ekonomi. Kemunafikan,
kebohongan dan perilaku jelek lainnya masih berada seputar Bait Allah, karena
itu manusia semakin menjaga jarak dengan Allah. Allah hanya bisa dijumpai dalam
ketulusan dan keterbukaan hati. Karena
itu tindakan Yesus mengusir para penjual, membuka selubung kemunafikan hidup
dan perlahan menata Bait Allah untuk memproduksi kebaikan yang akan disebarkan
pada mereka yang membutuhkan perhatian.
Sumber: google |
0 Komentar