Ul.8:2-3, 14b-16a; Mzm.147:12-13, 14-15, 19-20; 1Kor.10:16-17; Yoh.6:51-28
Saat Yesus menyerahkan hidup-Nya untuk keselamatan manusia, Ia menyerahkan Tubuh-Nya untuk dibagi-bagi dan Darah-Nya untuk dicurahkan. Tubuh dan Darah-Nya yang dikurbankan di atas altar salib, kini dianugerahkan kepada kita secara sakramental dan real di atas altar Ekaristi dalam rupa roti dan anggur agar kita bersatu dan menjadi serupa dengan Kristus. Sebagai anggota Tubuh Mistik-Nya, Gereja, kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi sesama bagai roti yang dibagi-bagikan dan anggur yang dicurahkan.
Untuk membantu mendalami misteri Ekaristi, Beato Carlo Acutis, seorang pemuda yang wafat pada usia 15 tahun, mengumpulkan lebih dari 60 kisah tentang mujizat Ekaristi yang dibukukan dengan judul Mukjizat Ekaristi (terbitan Obor, 2012). Semoga dengan membanca buku ini, ajaran tentang Tubuh dan Darah Kristus dalam rupa roti dan anggur bukan hanya semakin dipahami, tetapi juga semakin diimani.
Pada bagian covernya, ditulis kutipan dari Sri Paus Fransiskus: “Dengan mata badaniah kita, yang kita lihat adalah roti dan anggur, tetapi hendaklah kita melihat dan percaya dengan teguh bahwa itu adalah Tubuh dan Darah Tuhan yang Mahakudus, yang hidup dan benar.”
Musa (Bacaan I) mengingatkan umatnya akan penyertaan Yahwe yang setia dan penuh belas kasih dengan memberikan manna dari surga untuk menjamin hidup mereka. Yesus tampil sebagai Roti hidup sejati yang turun dari surga yang lebih mulia dari manna. Ia menghendaki adanya Ekaristi sebagai perjamuan Tubuh dan Darah-Nya agar para murid bersatu dengan-Nya dan hidup karena-Nya. Maka, perayaan Ekaristi adalah sumber dan puncak iman kita. Ekaristi adalah sakramen yang menjadi hulu dan hilir dari semua sakramen yang lain.
Berkaitan dengan ajaran tentang Ekaristi yang merupakan hal hakiki bagi para murid-Nya, tak ada kompromi bagi Yesus. “Aku berkata kepadamu sesungguhnya … Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman…. siapa saja yang makan daging-Ku dan minum darahKu, ia tinggal di dalam Aku dan Aku tinggal di dalam dia…. Dengan demikian siapa saja yang memakan Aku, ia akan hidup oleh Aku.” (Yoh. 6: 53-57)
Apa yang dikatakan Yesus menjadi nyata dalam pengalaman iman Paulus (Bacaan II). Bagi mereka yang ambil bagian (partisipasi) dalam Tubuh dan Darah Kristus akan mengalami diri bersatu (berkomunio) dengan sesama anggota Gereja. Kesatuan mistik dengan Tuhan dinyatakan secara konkret dalam persekutuan etis dengan sesama. Partisipasi menyantap Tubuh dan Darah Kristus tampak nyata dalam kontribusi membangun hidup menggereja yang satu.
Roti-anggur yang berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus dalam misa bukanlah simbol, tapi kehadiran nyata Kristus seutuhnya: tubuh, darah, jiwa, dan keilahiannya dalam persatuan dengan Allah Tritunggal. Ini adalah anugerah yang luar biasa yang tidak pernah diberikan kepada siapapun dan dalam zaman apapun kecuali kepada kita sejak perjamuan malam terakhir. Sejak saat itu Kristus hadir dalam Ekaristi secara nyata sesuai dengan janjiNya untuk menyertai para murid sampai akhir zaman (lihat Mat 28: 20).
Sakramen mahakudus (komuni) adalah yang paling suci di dunia karena Ia adalah Tuhan sendiri. Kita diperkenankan bersatu dengan-Nya saat menyambut komuni. Semoga kita menyambut komuni dengan penuh syukur dan sukacita. St. Faustina menulis bahwa “Saat yang paling meriah (khusyuk) dalam hidup saya adalah saat saya menyambut Komuni Kudus…. Jika malaikat bisa iri pada kita, mereka akan iri pada dua hal: pertama adalah penerimaan Komuni Kudus, dan kedua adalahmenderita.” (No. 1804)
Kita diteguhkan kembali bahwa Yesus sungguh menyatakan diri-Nya secara real dalam roti dan anggur, yang tanpanya murid Kristus akan kehilangan identitas dan kehabisan energi untuk beraktivitas. Iman akan Tubuh dan Darah Kristus yang kita sambut sebagai komuni akan menumbuhkan komitmen untuk berkontribusi dalam kehidupan menggereja; akan mendorong kita menjadi pribadi berkat yang siap untuk dibagikan bagaikan Tubuh Kristus dan dicurahkan bagi hidup sesama bagai Darah Kristus.
“EKARISTI ADALAH SAKRAMEN YANG MENJADI HULU DAN HILIR DARI SEMUA SAKRAMEN YANG LAIN.”
0 Komentar