“Kalian diberi karunia untuk mengetahui rahasia kerajaan surga, tetapi orang-orang lain tidak” (Mat.3:11)
Yesus mengajar orang banyak dengan perumpamaan yang menyentuh konteks kehidupan mereka, supaya lebih sederhana dan mudah dimengerti. Tetapi mengapa orang banyak tidak mengerti juga? Karena sulit? Bukan! Tetapi karena mereka menutup hati bagi Firman Allah. Mereka mendengar, namun hatinya jauh dari Allah. Olehnya firman Allah tidak mengakar dan menumbuhkan iman.
Sedangkan para murid mampu menangkap pesan mengenai rahasia Kerajaan Surga, karena mereka tidak hanya mendengar dengan telinga, melainkan juga menerima dengan hati. Olehnya mereka mudah memahami kehendak Allah dan percaya pada penyelenggaraanNya.
Kita bersyukur, karena Tuhan telah menganugerahkan harta iman yang sama. Ia bahkan memuji kita berbahagia, sebab meski mata kita tidak melihat kehadiran-Nya secara insani, iman kita tak goyah. Hati tetap yakin bahwa Tuhan senantisa hadir di dekat kita.
Dalam kesahajaan batin, kita dapat melihat dan mengagumi keagungan Tuhan, pada setiap keindahan karya ciptaan-Nya. Bahkan disetiap ujian dan cobaan hidup yang terjadi, hingga kita tak berdaya sekalipun, kita yakin Tuhan setia ada di samping kita, menjadi sandaran dan harapan kita.
Kemajuan teknologi, kenikmatan hidup, hingga musibah atau wabah apapun yang mendera hidup, bisa menyumbat telinga, membuatakan mata dan mengaburkan nurani. Maka teruslah mengasah kepekaan iman kita. Agar membantu kita mengahayati hidup secara baik dan benar, dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Kita punya telinga, punya mata, dan hati, diberi sebagai anugerah. Olehnya, dengarlah dua kali, sebelum bicara sekali. Melihatlah dengan saksama, sebelum menilai. Menimbanglah dengan bijak, sebelum memutuskan, agar selalu terbaik bagi diri dan sesama. *RD Wens Herin,
0 Komentar