Tangerang, Gagas Indonesia Satu.com
UNTUK meriahkan Tahun Baru Jawa, 1 Suro (2023) sekitar 300-an umat Katolik Paroki Kutabumi, khususnya etnis Jawa mengikuti Misa 1 Suro, Rabu (19 Juli 2023) di gereja yang berlokasi di Gelam Jaya, Kutabumi, Tangerang. Misa dipimpin R.d Yohanes Suradi PR (Pastor kepala paroki Kristus Raja Serang).
Misa ini sesungguhnya diadakan oleh Komunitas Anggoro Kasih yang diketuai Agustinus Purwanto yang menghimpun umat Katolik seperti dari Jawa Tengah, Yogyakarta dan Surabaya dan sekitarnya. Anggoro Kasih juga melakukan berbagai pelayanan di gereja sama seperti etnis lainnya seperti Flobamora, IKKSU dan sebagainya.
Ia mengatakan ia pernah berjumpa dengan kelompok Anggoro Kasih saat bertugas di Cibubur, Bogor juga di paroki Hati Kudus Yesus di Jonggol, Bogor. Ia menyambut baik kelompok ini sebab melalui wadah ini umat Katolik etnis Jawa tetap mempertahankan, mengembangkan budaya Jawa di mana pun mereka berada.
‘’Ini adalah perjumpaan yang dikehendaki Allah. Kehadiran saya di sini di gereja ini untuk menyampaikan program pemerintah mengenai moderasi beragama, dalam kaitan dengan kehidupan umat beragama di Banten, saya adalah wakil Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) perwakilan Katolik di Banten. Maka bicara tentang moderasi beragama yang berarti jalan tengah, berarti saling menghormati, menghargai antar umat beragama di wilayah Banten,’’ kata pria kelahiran Yogyakarta ini.
Dikatakan, sebagai Katolik sejatinya menunjukan sikap, perilaku saling menghargai, saling menghormati, tanpa membeda-bedakan antara satu dengan suku lain karena berada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Lebih lanjut, moderasi beragama atau jalan tengah adalah suatu panggilan sebagai Katolik untuk mengusahakan bersama-sama, terlibat dalam masyarakat walaupun bukan bernuansa Katolik namun selalu menciptakan kedamaian. Oleh karena ketika masuk dalam budaya maka semua akan merasakan betapa indahnya perbedaan itu.
Ia mencontohkan dengan hidup saling menghormati, menghargai maka masyarakat lain akan menerima baik kehadiran gereja sebagai gedung dan pasti didukung dengan sangat baik. Maka, ia mengajak dalam kegiatan sosial kemasyarakatan umat Katolik perlu terlibat, ketika ada gotong royong maka perlu bersama-sama dengan kelompok masyarakat tersebut.
Rm Yohanes mengatakan ,’’ Mari kita memperkuat moderasi beragama dengan cara membangun toleransi. Kita tidak boleh membeda-bedakan agama, suku, ras, keyakinan dan golongan tetapi bersama-sama merajut kebersamaan membangun persatuan dan kesatuan lebih erat sehingga tercipta keharmonisan di masyarakat,’’ katanya.
Misa 1 Suro itu mengusung tema “Dengan hati ikhlas, kita percaya Tuhan selalu mendengarkan doa-doa”. Setelah misa dilanjutkan dengan acara makan bersama sebagai rasa syukur Tahun Baru, 1 Suro (2023) . * Konradus Mangu
https://youtu.be/9b-YQBz3104
0 Komentar