Larantuka,Gagas Indonesia Satu.com
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Flores Timur, tidak jenuh-jenuhnya membuka ruang belajar kepada anggota. Iklim belajar yang produktif terus diciptakan dengan melibatkan narasumber secara internal di Kabupaten Flores Timur, maupun di luar Kabupaten Flores Timur hingga ke kanca nasional dan internasional.
Pada webinar hari kedua Selasa (11/7/23) PGRI Kabupaten Flores Timur berkolaborasi dengan PGRI Sumba Barat membuka ruang belajar bersama memgangkat topik "Kreasi Membangun Sekolah Sehat".
PGRI Flores Timur mengundang Susanna Nissa Paubun, Kepala SMPN 3 Waikabubak, sekaligus sebagai Sekretaris PGRI Sumba Barat menjadi narasumber, membagikan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya dalam mengembangkan sekolah hingga tercipta iklim sekolah yang sehat.
Dalam paparan materinya, Susanna Nissa menginformasikan bahwa, saat ini Kemendikbudristek sedang mengembangkan Gerakan Sekolah Sehat. " Pada Agustus 2022 yang lalu, Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim telah meluncurkan Kampanye Sekolah Sehat. Sekolah sehat sesungguhnya bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan sebab beberapa sekolah sudah melaksanakan gerakan ini dengan baik secara parsial maupun komrehensif dalam aktivitas kesehariannya,"kata Susanna.
Kepala SMPN 3 Waikabubak ini mengatakan, misi utama dari kampanye sekolah sehat adalah mewujudkan Anak Indonesia yang sehat, kuat, dan cerdas berkarakter. Kampanye Sekolah Sehat merupakan upaya semua pihak mulai dari pemerintah pusat hingga ke daerah, mitra, satuan pendidikan dan pemangku kepentingan masyarakat lainnya untuk bersinergi dan terus menerus menekankan kepentingan penerapan sekolah sehat.
Dalam paparan selanjutnya, narasumber Susanna Nissa Paubun mengatakan bahwa sebuah sekolah dinyatakan sekolah sehat wajib memenuhi sejumlah standar dianyaranya, memiliki lingkungan sekolah bersih, indah, tertib, rindang dan memiliki penghijauan yang memadai, memiliki tempat pembuangan dan pengelolaan sampah yang memadai dan representatif, memiliki air bersih yang memadai dan memenuhi syarat kesehatan, memiliki kantin dan petugas kantin yang bersih dan rapi, serta menyediakan menu bergizi seimbang, memiliki saluran pembuangan air tertutup dan tidak menimbulkan bau tak menyenangkan, memiliki ruang kelas yang memenuhi syarat kesehatan (ventilasi/AC dan pencahayaan cukup), memiliki ruang kelas yang representatif dengan ratio kepadatan jumlah siswa di dalam kelas adalah 1: 2 m2, memiliki sarana dan prasarana pembelajaran memenuhi standar kesehatan, kenyamanan dan keamanan, memiliki taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi tabel (untuk sarana belajar) dan pengolahan hasil kebun, memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal (tempat tidur; timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, kotak P3K berisi obat; lemari obat, buku rujukan, KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan/wastafel, data angka kesakitan siswa), memiliki toilet (WC) dengan ratio untuk siswi 1 : 25 dan siswa 1: 40 dan memiliki taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi tabel (untuk sarana belajar) dan pengolahan hasil kebun,"kata Susanna.
Narasumber Susanna Nissa Paubun tidak sekedar memberikan teori tentang bagaimana membangun sekolah sehat. Testimoni Yehuda Malorung, Ketua PGRI Kabupaten Sumba Barat, mengatakan narasumber adalah Kepala Sekolah Inovatif di Sumba Barat.
"Tidak salah mengundang Kepala Sekolah SMPN 3 Waikabubak. Beliau merupakan Kepala Sekolah Inovatif di Sumba Barat. Sebelum Ia dipercayakan sebagai Kepala SMPN 3 Waikabubak, sekolah ini tidak dikenal sebagai sekolah yang bersih, asri, indah dan nyaman. Namun setelah kepercayaan diberikan kepadanya sebagai Kepala Sekolah, bersama teman teman mampu menyulap SMPN 3 Waikabubak sebagai sekolah yang ternama karena kebersihan dan kesehatan sekolahnya. Saat menjabat sebagai Sekretaris Dinas PKO Kabupaten Sumba Barat, saat berkunjung kami tidak duduk di ruang Kepala Sekolah tetapi kami berdiskusi di depan toilet. Karena memang, di depan toilet saja sangat bersih. Pada dinding menuju ke toilet di pasang gambar dan tulisan berisi rumus dan tulisan edukatif lainnya. Menurut Kepala Sekolah, arena itu banyak siswa yang antri, sambil antri sambil belajar. Tidak hanya itu, sekolah dengan luas kurang lebih 2 hektar ini juga memiliki kebun edukatif berisi berbagai tanaman yang dirawat oleh siswa," kata Yehuda.
Maksimus Masan Kian, Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur menyampaikan apresiasi dan rasa bangga atas kolaborasi yang positif PGRI Flores Timur dengan PGRI Sumba Barat. "Kami PGRI Flores Timur paling suka berkolaborasi dan menjaring potensi-potensi untuk membuka ruang belajar bersama. Ibu Susanna Nissa Paubun sebelumnya kami tidak pernah kenal. Secara kebetulan, kami bertemu pada Forum Konferensi Kerja PGRI NTT, dan dalam percakapan singkat, kami menangkap bahwa Kepala Sekolah SMPN 3 Waikabubak ini memilki sejumlah pengetahuan yang dapat dibagikan kepada para guru. Dan akhirnya PGRI Flores Timur dan PGRI Sumba Barat berjodoh menggelar kegiatan webinar hari ini. Semoga ke depan kolaborasi terus dirajut dalam momen dan topik kegiatan lainnya," kata Maksi.(Humas PGRI Flotim )
0 Komentar