Renungan kita pada hari
ini bertema: Tuhan Tahu Luputkan Kita. Ada seorang teman bercerita pengalaman
pribadinya yang luput dari suatu bencana alam, yaitu gempa bumi yang
menghancurkan kampungnya dan semua anggota keluarga lainnya hilang. Ia sendiri
luput dari musibah itu dan saat ini ia hidup sendirian. Banyak orang selalu
berkata kepadanya begini: Tuhan tahu luputkan keluargamu, maka engkau masih
hidup sampai saat ini.
Banyak kejadian di masa
lalu yang sangat mengguncang kehidupan bersama kita, misalnya yang mengancam
persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara, namun terbukti bahwa kita
siap untuk menghadapinya. Kita bersama sebagai satu bangsa dan masyarakat,
mampu mengatasi masalah yang ada. Kita pantas selalu bersyukur karena pada
kenyataannya kita tahu bahwa Tuhan masih sayang sama kita. Ia luputkan kita.
Dua ilustrasi tadi dapat
kita sejajarkan dengan dua kisah di dalam bacaan-bacaan hari ini. Lot dan
keluarganya, minus istrinya yang menjadi tiang garam karena tidak mengindahkan
perintah Tuhan, diluputkan dari bencana yang menimpa Sodom dan Gomora. Para
rasul yang tengah berada di dalam perahu dan terancam tenggelam karena
gelombang yang ganas, diluputkan oleh Yesus yang memerintahkan gelombang itu
reda.
Di dalam musibah, bencana
alam atau ancaman dalam bentuk apa pun terhadap kita, sebagai orang beriman
kita dituntut untuk tetap di dalam penyelenggaraan ilahi, selalu dalam
komunikasi dengan Tuhan, dan senantiasa memohon serta menantikan campur
tangan-Nya. Alasan Tuhan pernah meluputkan kita dari ancaman-ancaman yang sulit
bahkan fatal, ialah karena Tuhan masih memakai peran-peran kita untuk
rencana-Nya terlaksana di dunia.
Ada orang yang menyadari
telah diluputkan oleh Tuhan dari bahaya tertentu karena ada “pr” (pekerjaan
rumah) yang sangat penting, yaitu utang pertobatannya yang belum beres. Ia
menyadari bahwa Tuhan masih menyediakan waktu baginya untuk berubah selagi
masih berada di dunia ini. Ada orang lagi menyadari telah diluputkan dari
bahaya maut yang bakal merenggutnya, karena sanak keluarga dan sesamanya masih
sangat membutuhkan mereka di dunia.
Entah apa pun alasannya
biarkan saja setiap orang memaknai bahwa ia telah diluputkan oleh Tuhan dari
ancaman yang mematikan, tapi yang pasti ialah bahwa Tuhan memiliki segala kuasa
atas alam semesta, termasuk nasib hidup manusia. Jika Ia berkenan Anda masih
bertahan hidup di dunia ini demi apa pun peran yang dilakukan, terima saja ini
dengan iman dan jalani terus panggilan dan pelayanan yang sedang Anda lakukan
dalam nama Tuhan kita. ** Peter Tukan, SDB
0 Komentar