Unordered List

6/recent/ticker-posts

Workshop Pendamping BIA dan BIR



 Jakarta, Gagas Indonesia Satu.com 

Untuk menciptakan kondisi gereja yang lebih ramah, kondusif, terhindar dari kekerasan seksual Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) menyelenggarakan Workshop diikuti pendamping Bina Iman Anak  - Bina Iman Remaja (BIA -BIR) se KAJ. Kegiatan selama dua hari (8-9 Juli 2023) itu diikuti 73 orang perwakilan tiap paroki, dilaksanakan di gedung Lembaga Daya Dharma (LDD), - Katedral Jakarta. 

‘’Para pendamping BIR dan BIA adalah ujung tombak gereja diharapkan menjaga iman anak dan remaja. Untuk itu para pendamping harus memastikan kondisi gereja aman, baik. Selain itu anak dan remaja menolak adanya potensi kekerasan termasuk seksual di lingkungan gereja. Para pendamping adalah orang-orang yang dipercaya, mampu melindungi anak, remaja untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual,’’  demikian Susiana, Kordinator Kegiatan Workshop dua hari, di Jakarta, 8 Juli 2023. 

Susi menjelaskan kegiatan workshop ini bagian dari Protokol Perlindungan Anak dan Dewasa Rentan KAJ. Sebagai upaya pencegahan kegiatan ini dirasa mendesak dilakukan  karena peran pendamping anak sangat penting untuk dibekali sehingga mampu mencegah hal-hal buruk. 

Menjawab pertanyaan adakah kasus kekerasan anak di lingkungan gereja di KAJ? Ia menjawab sejauh ini belum pernah mendengar hal itu meski demikian dalam konteks ini KAJ telah melakukan pencegahan sehingga jangan sampai hal terburuk terjadi di gereja wilayah KAJ. 

Narasumber yang memberikan pembekalan adalah Tim Penyusun Protokol Kekerasan Anak Dewasa Rentan, Emmy Lucy Smith dan Theresia Indira Shanti beserta 3 orang Fasilitator Inti KAJ lainnya. 

Emmy Lucy Smith atau akrab disampa Ibu Emmy mengajak para pendamping BIA BIR untuk selalu memberikan perhatian kepada anak yang suka murung, tidak fokus, pendiam karena bisa saja mengalami kekerasan atau  persoalan lain di lingkungan keluarga atau sekolah. 

Mario, Fasilitator Inti Dekenat Pusat yang menjadi pembicara di awal workshop menjelaskan tentang latar belakang dilakukan kegiatan ini yakni mencuatnya kasus pelecehan seksual yang ditengarai oleh para imam di Eropa. Untuk itu dilakukan kegiatan semacam ini untuk mencegah kejadian ini jangan sampai dialami oleh anak-anak yang ada di gereja yang seharusnya menumbuhkan iman mereka. 

Riana, Fasilitator Inti Dekenat Tangerang ini mengatakan boundaries seseorang terbentuk sejak seorang itu dilahirkan karena lingkungan yang ikut membentuk kepribadian orang itu. 

Marcella, seorang peserta dari Paroki Katedral Jakarta mengatakan ia baru melakukan pelayanan sebagai pendamping BIA BIR di parokinya. Ia merasa sangat bersyukur karena melalui workshop ini ia memiliki pengalaman baru dan ia akan mengaplikasikan ilmunya dalam pelayanan kepada anak-remaja. “Bagi saya ini pengalaman sangat membantu saat saya mengajar”, tambah siswi SMA St. Ursula Jakarta. 

Sejumlah peserta menceritakan pengalaman yang sama sangat berarti bagi mereka. Selain mendengarkan materi disampaikan narasumber, peserta dipandu menyusun materi  yang akan disampaikan kepada  anak-remaja sebagai model saat menyampaikan materi yang bersentuhan dengan upaya pencegahan. Diharapkan peserta menerjemahkan upaya pencegahan dalam menyampaikan materi soal antisipasi kekerasan seksual.**Konradus  Mangu.

keterangan foto: sebagain peserta berdiskusi saat mengikuti workshop di gedung LDD   KAJ Jakarta, (8-9 Juli 2023) 

Posting Komentar

0 Komentar