Unordered List

6/recent/ticker-posts

Berbicara Kebenaran dan Pertahankan Kemurnian

 

 



Tema renungan kita pada ini ialah: Berbicara Kebenaran dan Pertahankan Kemurnian. Dengan peringatan wafatnya Yohanes Pembaptis pada hari, hati dan pikiran kita diarahkan kepada pribadi yang teguh dan lantang yang membawa suara kebenaran menyentuh relung hati terdalam manusia. Ia berani dan pantang menyerah menantang penguasa tertinggi atas hidup tidak bermoral yang jauh dari ketulusan dan kemurnian.

 

Berbicara kebenaran dan memelihara kemurnian baik dalam ikatan perkawinan suami dan istri, maupun suatu cara hidup tulus-murni bagi kehidupan yang bermartabat sebagai potret kehidupan Yohanes Pembaptis. Jauh sebelum dia, ada nabi besar Yeremia yang dalam ratapan hati ia diancam mati oleh para musuh, ia tak pernah menjauh sejengkal pun dari Tuhan. Dirinya berdiri tegak pada kebenaran Allah, dan hati-pikirannya murni berbakti kepada Allah saja.

 

Apa yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis dan Yeremia ini merupakan bagian dari warta gembira Yesus Kristus. Isi kebenaran ialah kemurnian itu. Pikiran dan hati yang murni itu bebas dari hal-hal negatif, kacau, abu-abu, berbelit-belit, rasionalisasi, mencari kambing hitam, menghakimi dan berbohong. Jadi dengan bertindak yang benar, nilai kemurnian itu ditegakkan dan diperkuat.

 

Yesus mengecam dengan keras orang-orang Farisi dan para ahli Taurat karena kata dan perbuatan mereka tidak benar. Ini diperparah dengan intensi dan motivasi mereka tidak murni. Ketika kebohongan, tipu daya, kesombongan dan nafsu berkuasa ikut masuk ke arena kehidupan bersama umat beriman dan masyarakat, dipastikan kebenaran terancam hilang dan kemurnian nurani manusia terancam pudar. Biasanya para musuh kebenaran, ketulusan dan kemurnian menggunakan kekerasan untuk membinasakan para pegiat dan pejuang kebenaran.

 

Yeremia, Yohanes dan Yesus mengalami demikian. Namun perjuangan dan upaya mempertahankan kebenaran dan kemurnian itu tak pernah berhenti sampai saat ini. Mengapa para musuh tak sampai berhasil menghilangkan kebenaran dan hidup murni itu, meski mereka telah mengusahakan itu sejak zaman Yeremia dahulu? Karena pikiran dan hati manusia diciptakan untuk kebenaran dan kemurnian keyakinan akan Tuhan. Kita percaya dan mengungkapkan iman bahwa Tuhan memilih untuk tinggal di dalam diri dan hati kita. Kalau kita hilang kepercayaan ini, di situ akan mulai penyangkalan akan kebenaran dan kemurnian. Sebenarnya di dalam diri kita terdalam, kita ingin hidup benar dan murni. Semoga kita tetap ingin kembali ke situ.  (Pastor  Peter  Tukan, SDB )

 

Posting Komentar

0 Komentar