Allah mengutus para nabi untuk menyerukan
pertobatan dan juga menghibur umat pilihan-Nya saat ketika bangsa Israel berada
di pembuangan. Elia sebagai salah satu nabi terkenal yang berusaha melawan dewa
Baal dan mengembalikan kesetiaan bangsa Israel pada Allah mereka. Nabi Elia
hidup sekitar abad ke 9 SM di Kerajaan Utara Israel pada masa pemerintahan Raja
Ahab. Pada masa kekuasaan Raja Ahab, begitu banyak dewa Baal yang muncul dan
penyembahan berhala semakin merajalela. Ini merupakan tantangan berat bagi Elia
saat berhadapan dengan empat ratus lima puluh nabi Baal.
Bisa dilihat bahwa Elia, walaupun sendirian
dalam menghadapi empat ratus lima puluh nabi Baal, namun keberpihakkan Allah ada
padanya sehingga Elia bisa memperlihatkan keagungan Allah. Nabi Elia sering dianggap sebagai simbol
kesetiaan kepada Allah dan perlawanan terhadap penyembahan berhala. Dia juga
dipahami sebagai prajurit kebenaran dan pembela iman.
Elia, salah satu nabi dalam Perjanjian Lama
yang memperlihatkan kesetiaan pada Allah. Cara hidup dan seruan-seruan profetis
menjadi sebuah tanggung jawab sosial yang terus dipertanggung jawabkan pada
Allah yang telah mengutusnya. Kita bisa belajar dari tindakan Elia yang
memperlihatkan keajaiban Allah, walaupun dalam menjalankan tugasnya, Elia
menerima begitu banyak tantangan dan bahkan diperlakukan tidak baik oleh raja
Ahab.
Dalam konteks hari ini, persoalan tentang
penyembahan berhala nampak pada publik dengan “wajah berbeda.” Terkadang kita lebih
mementingkan aspek duniawi dan mengabaikan kepentingan Allah. Kelekatan dengan
aspek duniawi, memperlihatkan kita tentang cara memperlakukan nilai secara
berbeda; nilai material dan nilai spiritual. Elia telah mengajarkan kepada kita
tentang Allah sumber keselamatan dan Elia selalu mengandalkan Allah dalam
setiap tindakannya menentang para penyembah berhala agar Allah semakin dikenal.
Allah telah menunjukkan kesetiaan pada bangsa Israel, walaupun bangsa Israel lebih
banyak menunjukkan ketidaksetiaannya. Belajar dari Elia tentang kesetiaan tanpa
batas.***(Valery Kopong)
0 Komentar