Minggu, 10 September 2023, bertempat di gereja
Santo Gregorius Agung, dilaksanakannya acara seminar yang menghadirkan seorang ahli
kitab suci, Romo Roby Wowor, OFM. Dengan
cara penuturan yang sederhana, beliau mengulas tentang sosok Barnabas yang
dilihat sebagai salah seorang yang berperan penting membawa Paulus dan
memperkenalkannya pada kedua belas murid. Barnabas, nama aslinya Yusuf. Ia dijuluki
sebagai Barnabas, anak penghiburan. Kita bisa membayangkan, betapa menyenangkan
sosok seorang anak penghibur. Peranannya
dalam membangun jemaat perdana menjadi penting, terutama menjual harta kekayaan
dan hasilnya digunakan untuk membantu anggota kelompok jemaat yang kurang
mampu. Ketika terjadi perselisihan di antara anggota kelompok, Barnabas tampil
untuk memberikan kesejukan pada orang-orang yang bersilang pendapat.
Barnabas berperan untuk menghadirkan Paulus dan
meyakinkan para murid Yesus bahwa Saulus sudah mengalami pertobatan dan menjadi
pengikut Yesus. Memang tidak gampang untuk memberikan gambaran akan pribadi
Saulus yang telah bertobat dan mengenakan nama Paulus karena sepak terjang
kehidupan masa lalunya sangat bertolak belakang. Saulus menjadi musuh utama
bagi mereka yang menamakan diri sebagai pengikut Yesus. Kepribadian Paulus yang
sebelumnya dikenal sebagai “preman jalanan,” kini mengenakan Kristus di dalam
hidupnya. Perubahan hidup inilah yang menjadi modal utama untuk bisa bergabung
dengan kelompok Jemaat Anthiokia dan berelasi dengan para murid Yesus.
Kita tahu bahwa pada masa-masa awal kekristenan,
munculnya beberapa kelompok yang menamakan diri sebagai pengikut Kristus. Ada
kelompok Yerusalem, kelompok Efesus dan juga kelompok Anthiokia. Di Anthiokia,
kelompok kekristenan awal ini sangat berkembang dan pengikut-Nya semakin hari
semakin bertambah. Ketika kelompok-kelompok di luar Anthiokia bubar, hanya Anthiokia
yang bisa bertahan dan bahkan nama “Kristen” pertama kali muncul di kelompok Anthiokia.
Dua sosok yang sangat berpengaruh pada kelompok Anthiokia adalah Barnabas dan
Paulus. Paulus dan Barnabas mulai melebarkan karya pewartaan tentang Kristus.
Seluruh pengalaman iman ditulis oleh Paulus dalam surat-suratnya dan bisa
menjadi rujukan bagi kita untuk mengenal dan mengimani DIA.***(Valery Kopong)
0 Komentar