Jakarta, Gagas Indonesia Satu.com
KESUKAAN menyanyi sudah menjadi bagian dari kehidupan Eva Koten. Tahun 1980-an Eva Koten dkenal masyarakat luas khususnya Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai penyanyi terkenal. Meskipun saat ini kegiatan menyanyi tidak menjadi rutin Eva Koten berharap adanya sponsor yang mendukung, mengajaknya untuk terus beryanyi.
“Kalau ada kesempatan diajak untuk menyanyi saya akan mau, karena saya memang senang menyanyi,’’ kata Eva Koten pelantun lagu “Ama O,’’ karya Wens Kopong Liat , saat ditemui di Mall Pondok Gede,Sabtu 9 September 2023.
Bagi pencinta musik Lamaholot nama Eva Koten pasti melekat dalam ingatan.Ia menyanyikan lagu-lagu karya Wens Kopong Liat dengan beragam tema seperti pujiaan kepada orangtua atas kebaikan dan jasa mereka. Karakter suaranya yang khas membuat publik mengenalnya suara melengking, sangat tinggi. Kecintaan dunia tarik suara ini mengantarnya menghasilkan lebih dari lima album kala itu.
Eva Koten bercerita setelah menyanyi lagu-lagu karya Wens ia berkolaborasi dengan penyanyi seperti Dami Asan kemudian Kl Fanus (penyanyi) yang mengajaknya menyanyi lagu-lagu “dolo-dolo” dua tahun lalu. Jadi meskipun kini menyanyi bukan menjadi runtinitas tapi iasungguh menikmati lagu yang dinyanyikan. Ia bersyukur karena lewat lagu itu ia semakin dikenal luas.. Belum lama ini ia mendapat tawaran Egi Daton, penyanyi asal Larantuka untuk berkolaborasi namun belum terealisasi. Selain lagu-lagu Lamaholot Eva Koten juga sempat menyanyi lagu berbahasa Ende – Lio.
Ibu tiga anak ini menetap di Kampung Sawah, Jakarta Timur. Wakil Ketua WKRI St Theresia Margaret Redy ini merintis usaha sendiri, kuliner di rumah orangtuanya. Sebagai aktivis di gereja kadang juga mengikuti paduan suara untuk pelayanan di gereja St Servatius. Tentu saja dengan sumbangan kemampuan menyanyinya itu.
Lulusan SMEA Bonfantura, Jakarta ini mengharapkan jika ada ajakan untuk menyanyi ia selalu siap. Pada Januari 2023 ketika berkesempatan pulang ke Larantuka, kota kelahiran suaminya ia sempat bertandang ke Adonara untuk kegiatan menyanyi di sana.
Berkisah tentang kegiatan menyanyi sosok yang pernah bekerja di perusahaan jagung susu keju (jasuke) ini terus berjuang agar terus menyanyi walaupun usianya tak muda lagi. Ia menuturkan menyanyi adalah kesukaannya. Di samping usaha sampingan ia selalu mengandalkan talenta memuji nama Tuhan lewat keterlibatan di gereja. Eva Koten puteri pertama, Hendrik Koten yang adalah perantau asal Lewoloba, Larantuka tahun 1940an. **Konradus Mangu
Ket foto; Eva Koten (foto krm)
1. Eva koten 2. Eva dan penulis (krm)
0 Komentar