Renungan kita pada hari ini bertema: Jangan Ketinggalan Saatnya. Orang-orang ketinggalan momen atau saat terjadi dalam aneka bentuk. Ketinggalan kereta atau pesawat mengakibatkan mereka tunda berangkat atau tak jadi berangkat. Ada yang ketinggalan penjelasan dan pembicaraan suatu topik tertentu yang akibatnya mereka tak memahami seluruh isinya. Ada lagi yang ketinggalan saat yang pas untuk dapat jodoh dan kawin.
Masih banyak sekali
contohnya. Tuhan Allah juga menggunakan metode ini untuk melatih kemampuan kita
dalam hal kesiap-sediaan, kepekaan, kedisiplinan, tanggung jawab dan kesetiaan.
Hal mendasar paling pertama dari Tuhan yang tak boleh kita remehkan dan
sepelekan, yang akhirnya membuat kita ketinggalan momen yang tepat, ialah sabda
yang dinyatakan-Nya. Yesus pernah ungkapkan di sinagoga setelah membacakan teks
kitab nabi Yesaya, bahwa Allah berkenan
menyatakan diri-Nya pada saat firman itu diwartakan, pada saat firman sampai ke
telinga para pendengar.
Momen atau saatnya
bertemu, berbicara dan mendengarkan Tuhan sangatlah spesial dan tak boleh
terlewatkan. Doa pribadi menjadi kesempatan sangat khusus untuk mendengar
bisikan Tuhan yang sangat diperlukan. Pengalaman menghadiri ekaristi pada hari
minggu ini tentu beda dari hari minggu yang lain. Pengakuan dosa menjadi
kesempatan menerima absolusi dan dinyatakan diampuni oleh Gereja.
Pada hari ini, firman
Tuhan menegaskan kita untuk tidak cemarkan diri kita dengan hawa nafsu
percabulan, menjadi kosong dan tak bermakna kalau kita tak sempat memperhatikan
dan mendengarnya. Banyak orang muda gampang jatuh dalam pergaulan bebas dan
perkawinan di luar pernikahan, lalu perselingkuhan orang-orang dewasa yang
sudah menjadi kenyataan biasa. Mau tak mau, ini menarik kita untuk yakin bahwa
saat-saat pendampingan dan pembinaan dalam keluarga sangat mungkin terabaikan.
Kualitas waktu, intensitas dan harmoni antara pasangan-pasangan resmi pria dan
wanita tidak dirawat dengan baik. Saat-saat yang penting dan berguna untuk
semua itu berlalu pergi begitu saja.
Untuk menghindari semua ini, terutama kesempatan untuk mendapatkan berkat karunia dari Tuhan, satu metode yang penting sekali ialah senantiasa hidup dengan spiritualitas bersiap diri, waspada dan penuh perhatian. Persiapan itu mulai dari diri kita jiwa dan raga. Tubuh harus dalam keadaan sehat, segar, cerah dan penampilan pantas. Jiwa sehat berarti pikiran, hati, niat, semangat, kehendak dalam keadaan baik dan pantas. Setelah itu baru kesiapan lain seperti sosial, lingkungan dan instrumen-instrumen pendukung. Ini semua membuat persiapan kita menjadi mantap, maka kita tidak kehilangan saat-saat penting dalam hidup.
(Pastor Peter Tukan,SDB)
0 Komentar