Unordered List

6/recent/ticker-posts

Mendulang Suara

 


Kisah koalisi politis yang mengantarkan Cak Imin untuk diduetkan dengan Anies Baswedan, meninggalkan teka-teki. Cak Imin hengkang dari koalisi bersama Prabowo dan secara mendadak mendapatkan posisi penting sebagai cawapres bersama Anies Baswedan. Mengapa Cak Imin begitu berambisi untuk menjadi cawapres? Mengapa Surya Paloh lebih memilih Cak Imin ketimbang AHY? Kalkulasi politik memperlihatkan bagaimana peluang mendongkrak suara untuk menaikkan elektabilitas Anis – Cak Imin. AHY, walaupun sebagai ketua Partai Demokrat namun secara elektabilitas belum bisa mendongkrak popularitas Anies.

Walaupun sudah dideklarasikan sebagai capres-cawapres namun tetap menjadi perbicangan publik. Mengapa publik memperbincangkan ini? Karena pertemuan Cak Imin dan Anis Baswedan dilihat sebagai keputusan sepihak dan terkesan mengorbankan AHY yang sudah lama membangun koalisi dengan Demokrat, Nasdem dan PKS. Peristiwa ini memperlihatkan dinamika politik yang tidak elok dan mengorbankan etika berpolitik. Membangun etika politik yang baik adalah membangun komunikasi dan memiliki komitmen yang kuat. Kesepakatan antar partai dalam koalisi, menjadi penting karena hanya dalam kesepakatan itu ada ikat emosional politik untuk bergerak bersama. Namun menjadi pertanyaan penting adalah apakah kesepakatan itu dipegang bersama sebagai aturan bersama yang bisa memayungi kebersamaan itu?

Cak Imin sedang memainkan politik kutu loncat karena sebelumnya berada pada koalisi bersama dengan Prabowo. Namun dengan bergabungnya beberapa partai seperti PAN dan Golkar, membuat Cak Imin tidak aman dan sulit untuk menentukan arah politik dalam menghadapi Pilpres di tahun 2023. Karena itu ketika mendapatkan tawaran dari Surya Paloh, langsung direspons dan membawanya untuk menentukan langkah pencapresan nanti. AHY dikorbankan demi syahwat politik Anis – Cak Imin.  

Cak Imin yang juga ketua Partai Kebangkitan Bangsa, posisinya sebagai cawapres, belum tentu mendongkrak suara pemilih dari kaum Nadhilin. Suara PKB tentu terpecah karena basis PKB terutama suara kaum Nadhilin tidak secara utuh untuk Cak Imin tetapi juga sebagian besar suara itu berakar pada keluarga Gus Dur dan simpatisannya.***(Valery Kopong)

Posting Komentar

0 Komentar