Unordered List

6/recent/ticker-posts

Pelita Iman Tetap Bernyala

 

(Sumber Inspirasi: Matius 25: 1-13)


Ketika tampil di hadapan umum untuk mewartakan Kerajaan Allah, Yesus selalu menggunakan perumpamaan untuk  menggiring kesadaran pendengar agar bisa memaknai inti pewartaan tentang Kerajaan Allah. Perumpamaan-perumpamaan yang digunakan Yesus, diambil dari kisah keseharian hidup agar orang bisa memahami perumpamaan itu dan pada akhirnya memaknai Kerajaan Allah. Memang berat warta Kerajaan Allah itu disampaikan oleh Yesus karena bukan merupakan hal baru tetapi jauh sebelum kehadiran Yesus, warta tentang Kerajaan Allah sudah digaungkan.  Konsep Kerajaan Allah tidak dimengerti sebagai sebuah batas wilayah kekuasaan dan berapa jumlah orang-orang yang menghuni kerajaan itu namun menyangkut tindakan keberpihakan dan menyelamatkan.    

Dalam Injil hari ini Yesus berbicara tentang Kerajaan Allah dengan menggunakan perumpamaan tentang gadis-gadis bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh. Perumpamaan ini bukan membicarakan tentang kepenuhan Kerajaan Allah dalam diri Yesus tetapi penyelesaiannya di akhir zaman, saat Anak Manusia datang dalam kemuliaan. Konsep tentang datangnya Kerajaan Allah di akhir zaman, menggambarkan para jemaat bergerak keluar dari rumah pengantin perempuan untuk menyambut mempelai laki-laki. Suasana suka cita tetap dimunculkan dalam perumpamaan itu untuk menggambarkan suasana Kerajaan Allah yang dibawa oleh Yesus. Untuk memaknai suasana itu butuh persiapan diri matang terutama pelita iman agar tetap bernyala.

Gambaran pesta perkawinan dalam upaya menyambut kedatangan Kerajaan Allah di akhir zaman, mengungkapkan kegembiraan dan sekaligus jemaat mempersiapkan diri secara baik. Proses persiapan diri yang baik digambarkan sebagai gadis-gadis bijaksana yang menyediakan minyak ektra agar tetap berada dalam terang penantian. Gadis-gadis bijaksana yang memiliki persediaan minyak tambahan, bersedia untuk berada dalam barisan perarakan pengantin dalam waktu yang lama dan tanpa takut akan redupnya pelita itu.

Perumpamaan ini sebagai “warning” bagi kita untuk melihat, seberapa jauh kita mempersiapkan diri dalam menyambut kedatangan Anak Manusia pada akhir zaman nanti. Sebagai murid Yesus, setiap saat selalu membaharui diri dan menyalakan pelita iman agar sanggup melihat kedatangan mempelai laki-laki nanti pada akhir zaman. Perilaku hidup kita mencontohi gadis-gadis bijaksana yang selalu menyediakan minyak tambahan supaya tidak mengalami kesulitan. Kesetiaan dalam melakukan kehendak Allah dan merawat kerinduan akan datangnya Anak Manusia, pada akhirnya kembali pada masing-masing individu. Mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Tuhan menjadi tanggung jawab pribadi dan tidak bisa berbagi pada orang lain seperti gadis-gadis yang bodoh meminta minyak pada gadis yang bijaksana.

Mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Anak Manusia pada akhir zaman, tentu membutuhkan waktu yang lama dalam  menjalani kehendak Allah. Ketika berada di pengadilan terakhir nanti, sang mempelai akan bertindak dengan basis data kehidupan kita di dunia ini. Lukisan perjamuan nikah menggambarkan keselamatan eskatologis bersama Kristus. Pada waktunya, setiap kita berada pada pusaran pengadilan terakhir, apakah diperkenankan masuk melalui pintu yang terbuka atau tersingkir dari ketertutupan pintu Kerajaan Allah? Ataukah mendapatkan nasib  lain saat Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.” Berusahalah untuk berbuat baik dan melibatkan Yesus dalam kehidupan kita agar Dia senantiasa mengenal kita, baik di masa ketika masih hidup maupun pada saat menggapai Kerajaan-Nya.***(Valery Kopong)

 

Posting Komentar

0 Komentar