(Sumber Inspirasi: Matius 25: 1-13)
Ketika tampil di hadapan umum untuk mewartakan
Kerajaan Allah, Yesus selalu menggunakan perumpamaan untuk menggiring kesadaran pendengar agar bisa
memaknai inti pewartaan tentang Kerajaan Allah. Perumpamaan-perumpamaan yang
digunakan Yesus, diambil dari kisah keseharian hidup agar orang bisa memahami
perumpamaan itu dan pada akhirnya memaknai Kerajaan Allah. Memang berat warta
Kerajaan Allah itu disampaikan oleh Yesus karena bukan merupakan hal baru
tetapi jauh sebelum kehadiran Yesus, warta tentang Kerajaan Allah sudah
digaungkan. Konsep Kerajaan Allah tidak
dimengerti sebagai sebuah batas wilayah kekuasaan dan berapa jumlah orang-orang
yang menghuni kerajaan itu namun menyangkut tindakan keberpihakan dan
menyelamatkan.
Dalam Injil hari ini Yesus berbicara tentang
Kerajaan Allah dengan menggunakan perumpamaan tentang gadis-gadis bijaksana dan
gadis-gadis yang bodoh. Perumpamaan ini bukan membicarakan tentang kepenuhan
Kerajaan Allah dalam diri Yesus tetapi penyelesaiannya di akhir zaman, saat
Anak Manusia datang dalam kemuliaan. Konsep tentang datangnya Kerajaan Allah di
akhir zaman, menggambarkan para jemaat bergerak keluar dari rumah pengantin
perempuan untuk menyambut mempelai laki-laki. Suasana suka cita tetap
dimunculkan dalam perumpamaan itu untuk menggambarkan suasana Kerajaan Allah
yang dibawa oleh Yesus. Untuk memaknai suasana itu butuh persiapan diri matang
terutama pelita iman agar tetap bernyala.
Gambaran pesta perkawinan dalam upaya menyambut
kedatangan Kerajaan Allah di akhir zaman, mengungkapkan kegembiraan dan
sekaligus jemaat mempersiapkan diri secara baik. Proses persiapan diri yang
baik digambarkan sebagai gadis-gadis bijaksana yang menyediakan minyak ektra
agar tetap berada dalam terang penantian. Gadis-gadis bijaksana yang memiliki persediaan
minyak tambahan, bersedia untuk berada dalam barisan perarakan pengantin dalam
waktu yang lama dan tanpa takut akan redupnya pelita itu.
Perumpamaan ini sebagai “warning” bagi kita
untuk melihat, seberapa jauh kita mempersiapkan diri dalam menyambut kedatangan
Anak Manusia pada akhir zaman nanti. Sebagai murid Yesus, setiap saat selalu
membaharui diri dan menyalakan pelita iman agar sanggup melihat kedatangan
mempelai laki-laki nanti pada akhir zaman. Perilaku hidup kita mencontohi
gadis-gadis bijaksana yang selalu menyediakan minyak tambahan supaya tidak
mengalami kesulitan. Kesetiaan dalam melakukan kehendak Allah dan merawat
kerinduan akan datangnya Anak Manusia, pada akhirnya kembali pada masing-masing
individu. Mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Tuhan menjadi tanggung
jawab pribadi dan tidak bisa berbagi pada orang lain seperti gadis-gadis yang
bodoh meminta minyak pada gadis yang bijaksana.
Mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan
Anak Manusia pada akhir zaman, tentu membutuhkan waktu yang lama dalam menjalani kehendak Allah. Ketika berada di
pengadilan terakhir nanti, sang mempelai akan bertindak dengan basis data
kehidupan kita di dunia ini. Lukisan perjamuan nikah menggambarkan keselamatan
eskatologis bersama Kristus. Pada waktunya, setiap kita berada pada pusaran
pengadilan terakhir, apakah diperkenankan masuk melalui pintu yang terbuka atau
tersingkir dari ketertutupan pintu Kerajaan Allah? Ataukah mendapatkan nasib lain saat Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.” Berusahalah untuk berbuat baik dan
melibatkan Yesus dalam kehidupan kita agar Dia senantiasa mengenal kita, baik
di masa ketika masih hidup maupun pada saat menggapai Kerajaan-Nya.***(Valery
Kopong)
0 Komentar