Unordered List

6/recent/ticker-posts

Pengampunan Tanpa Batas

 

(Sumber Inspirasi: Matius 18:21-35)


Membaca dan merenungkan teks Kitab Suci hari ini berbicara tentang pengampunan. Pengampunan menjadi sebuah keharusan sebagai cara untuk membangun relasi yang baik dengan sesama. Dalam hidup kekristenan, Yesus sendiri sudah menunjukkan cara mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita.  Memang, berbicara tentang pengampunan merupakan sesuatu yang dianggap sederhana tetapi dalam prakteknya, sulit sekali untuk dilaksanakan. Mengapa sulit untuk mempraktekan pengampunan itu pada orang lain? Berapa kali kita memberikan pengampunan itu kepada orang lain?

 "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Dialog yang dibangun untuk menyoroti, berapa banyak dalam memberikan pengampunan, Yesus dengan tegas berusaha menjawab bahwa pengampunan itu tanpa batas dan tak kenal lelah dalam memberikan pengampunan itu. Angka tujuh puluh yang dimunculkan itu menunjukkan puncak usia kehidupan manusia yang oleh Pemazmur menyebutkan bahwa batas usia manusia tujuh puluh tahun.

Sebagai manusia biasa, banyak kesulitan dalam memberikan pengampunan itu kepada orang lain. Sosok Paus Yohanes Paulus II semasa hidupnya, menjadi teladan dalam memberikan pengampuan pada Mehmet Ali AÄŸca yang menambaknya di Lapangan Santo Petrus. Tembakan yang mematikan itu, mengena pada sasaran Paus Yohanes Paulus II namun masih bisa diselamatkan. Namun herannya bahwa setelah menjalani perawatan di rumah sakit, Paus Yohanes Paulus II menjenguk Mehmet di penjara dan memberikan pengampunan. Ia yang terluka, membawa luka itu pada sang pencipta luka agar tahu bahwa tindakan itu mencederai orang itu tidak baik. Cara pendekatan Paus Yohanes Paulus II sangat unik dan bisa meluluhkan hati seorang Mehmet.

Sebuah untaian mawar putih sebagai persembahan pada sang mendiang, Paus Yohanes Paulus II. Mawar putih, simbol ketulusan hati seorang Mehmet yang telah direngkuh hatinya yang dengki oleh Paus Yohanes Paulus II, kini memeluk Kristus. Sebuah titik balik pertobatan  seorang Mehmet. Menjadi pengikut Kristus tidak dimulai dari titik kelembutan, melainkan dari sebuah tindakan yang mematikan. Hanya dalam Kristus, setiap orang mengalami pertobatan. ***(Valery Kopong)

Posting Komentar

0 Komentar