(Sumber Inspirasi: Matius 1:1-16)
Injil Matius
ditempatkan pada bagian awal sebagai jembatan antara Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Sebagai jembatan penghubung antara Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru, penginjil Matius memperlihatkan silsilah Yesus. Sosok Maria dan
Yusuf menjadi orang-orang kunci yang terlibat dalam rangkaian silsilah itu.
Maria, sosok wanita bersahaja yang dari awal sudah dipersiapkan oleh Allah. Maria
dikandung tanpa noda dosa, karena itu ia dipersiapkan untuk mengandung dan
melahirkan seorang penyelamat. Kelahiran Bunda Maria sudah dinubuatkan dalam
Perjanjian Lama. Nabi Mikha yang hidup sekitar abad ke 8 SM, bersaksi tentang
Maria yang dikandung tanpa noda dosa. Kesaksian Mikha tentang Bunda Maria ini jelas
terbaca dalam silsilah Yesus yang
diuraikan dalam Injil Matius.
Bunda
Maria dikandung tanpa noda dosa karena ia dipersiapkan untuk menjalankan peran
istimewa, yakni menjadi Ibu Tuhan Yesus. Bunda Maria seorang perempuan biasa
namun istimewa di mata Allah dan dunia karena dari ribuan perempuan yang
menghuni bumi ini, Allah hanya memilih satu orang perempuan untuk menjadi Ibu Tuhan Yesus. Maria dianggap
sebagai “sisa Israel sejati” karena paling murni, seorang puteri Sion. Maria
hidup dalam kesetiaan yang sempurna pada Allah dan memenuhi peran yang
ditetapkan untuknya sebagai Bunda Kristus.
Gereja
menghormati Kelahiran Santa Perawan Maria dan menempatkan peran istimewa dalam
kehidupan Sang Putera. "Sesungguhnya,
anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka
akan menamakan Dia Imanuel" yang
berarti: Allah menyertai kita. Penggalan Injil Matius ini juga mempertegas
kembali ramalan nabi Yesaya bahwa seorang perempuan muda akan melahirkan
Mesias. Maria, perempuan muda itu bersedia menanggapi tawaran Allah itu dengan
mengatakan “ya” dan dalam kepasrahan diri ia menyatakan, “Fiat Voluntas
Tua.” Sikap Maria dalam menerima
kabar gembira ini menunjukkan sebuah keterbukaan dan menempatkan sejarah
keselamatan sebagai prioritasnya. Secara sederhana kita bisa membayangkan,
andaikata Bunda Maria menolak tawar dari Allah melalui Malaikat Gabriel maka
keselamatan tidak akan terjadi.
Pesta
kelahiran Bunda Maria membawa pembaharuan bagi dunia. Ia dipersiapkan oleh
Allah melalui sentuhan kasih dari Santa Anna dan Santo Yoakim. Kedua orang
saleh ini melahirkan dan merawat Maria dengan penuh kasih. Maria tumbuh sebagai
seorang gadis desa yang terbuka terhadap tawaran Allah. Perempuan bersahaja itu selalu menyimpan
perkara dalam hatinya. Ketika ia mengandung dari kuasa Roh Kudus, di satu sisi
membawa keberuntungan bagi dunia tetapi di mata Yusuf, peristiwa ini ditanggapi
secara diam-diam bahkan hendak meninggalkannya. Namun karena diberi kekuatan
oleh Allah melalui malaikat Gabriel, Yusuf menerima Maria sebagai isterinya.
0 Komentar