Ketika berdiskusi dengan beberapa teman terkait
perkembangan politik tanah air saat ini, mereka mengatakan bahwa pemilihan
Gibran sebagai cawapres Prabowo merupakan strategi politik Jokowi untuk
mengantisipasi jika proses pemilu masuk pada dua putaran. Memang, logika
berpolitik ini bisa diterima dengan baik tetapi nalar publik belum bisa
menerima karena yang dipasangkan dengan Prabowo adalah putera sulungnya
presiden. Mengapa Jokowi tidak menyiapkan figur lain yang bisa dipercaya untuk
melanjutkan estafet kepemimpinan? Strategi politik Jokowi ini bisa dibilang
rawan dan mengorbankan karir politik Gibran.
Sejak Gibran dideklarasikan untuk menjadi
cawapres Probowo, tak terlihat reaksi berlebihan dari PDIP sebagai tempat di
mana Gibran bernaung. PDIP juga tidak memecat Gibran dan ini rupanya sebuah
strategi untuk membiarkan strategi ini berjalan mulus. Publik menilai bahwa
Jokowi sebenarnya menginginkan hanya ada dua pasangan yang akan bertarung pada
pilpres nanti. Karena itu sejak awal Jokowi mendekati Prabowo untuk memberikan
arah agar bisa berduet dengan Ganjar. Hanya persoalannya adalah Prabowo dan
partai Gerindra tidak rela kalau Prabowo jadi cawapresnya Ganjar. Jika situasi
politik memungkinkan dan bisa legowo maka cukup dua pasangan saja yang
bertarung.
Persoalan yang dihadapi Jokowi adalah tiga
pasangan capres-cawapres. Dari simulasi, jika pasangan Amin kalah dan tidak
masuk pada putaran kedua maka Jokowi bisa mendapatkan titik aman. Namun jika
pasangan Amin berhasil lolos masuk ke putaran kedua maka diharapkan dua
pasangan lain yang memiliki kepentingannya dengan Jokowi untuk melanjutkan
program-program strategis bisa bekerja maksimal untuk mengutuhkan suara agar
pasangan yang akan melanjutkan program Jokowi bisa berhasil memenangkan
pertarungan ini.
Menganalisa strategi politik Jokowi ini sangat terjal dan penuh risiko.
Dia berani untuk memberikan restu pada Gibran untuk menjadi cawapres Prabowo.
Amanat yang diemban Gibran ini memang berat, dalam arti di satu sisi bisa mendatangkan
suka cita bila kemenangan akan diraih oleh Prabowo- Gibran. Namun jika pasangan
ini kalah pada putaran pertama maka
suara-suara konstituen Prabowo-Gibran bisa dialihkan ke Ganjar – Mahfud. Siapa
pun yang menang, bisa membawa negeri ini untuk maju dan berkembang.***(Valery
Kopong)
0 Komentar