Pada hari Minggu Biasa ke-32 tahun liturgi A ini tema renungan kita ialah: La Porta Kita. Program pewartaan Sabda Tuhan yang kita ikut tiap hari ini bernama La Porta. Kata dalam bahasa Italia ini ialah sebuah kata benda yang berarti pintu. Tidak susah bagi kita untuk mengerti bahwa pintu itu secara fisik ialah bagian dari rumah yang punya fungsi untuk membuka dan menutup. Secara mental merupakan sikap dan perbuatan yang membuka diri kepada sesama seperti menyambut, mempersilakan, menyapa dan mengajak. Secara rohani merupakan jiwa manusia yang terbuka untuk bekerjanya kehendak ilahi supaya manusia dapat hidup bersama dan dalam Tuhan.
Kita sering menemukan gambar suci mengenai Yesus mengetuk sebuah pintu rumah dan ini merefleksikan apa yang disebut dalam kitab wahyu (3,20). Gambaran Yesus dan pintu rumah itu yang menginspirasi lahirnya nama siaran rohani ini, yaitu La Porta. Kata Yesus: “Di sini Aku berdiri, mengetuk pintu. Jika orang di dalam rumah mendengarkan Daku lalu membuka pintunya, Aku akan masuk ke dalam rumahnya dan makan malam bersamanya, dan dia makan malam bersama Aku.” Tujuannya ialah Yesus mengehendaki kita membiarkan-Nya mengenal kita secara pribadi. Biarkan Ia menguasai diri kita supaya bersama Santo Paulus kita katakan: bukan lagi aku yang hidup dalam diriku, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku (Gal 2,20).
Pengalaman iman kita membenarkan bahwa Tuhan sebenarnya lebih dahulu mengambil inisiatif, melangkah dan mengetuk pintu hati kita. Firman-Nya sudah lebih dahulu ada sebelum kita lahir. Ia hadir dalam segala waktu dan tempat. Bangun pagi, selama menjalani aktivitas seluruh hari, dan hendak ke tempat tidur di malam hari, firman itu mengelilingi diri kita. Kita hanya perlu membuka pintu diri kita untuk ia masuk. Ia adalah kebijaksanaan, yang lebih dahulu memperkenalkan dirinya kepada kita, demikian kata kitab kebijaksanaan dalam bacaan pertama. Sesama kita yang adalah karunia Tuhan: kata-kata, tindakan dan kehadirannya merupakan bagian dari kebijaksanaan itu, maka tugas kita ialah membukakan pintu diri kita kepada mereka.
Pintu diri kita manusia di dunia hanya sementara. Ada pintu lain yang abadi ialah pintu surga. Yesus sudah membuka lebih dahulu, diikuti bunda Maria lalu para kudus semua. Kita mempunyai harapan tertinggi ialah dapat masuk ke sana melalui pintu yang abadi itu. Syaratnya hanya satu, ialah selagi kita masih hidup, punya waktu dan kekuatan, persiapan diri di dalam kebijaksanaan Kristen, seperti yang diumpamakan kelima wanita bijaksana itu, kita tentu disambut masuk ke dalam surga. Kebijaksanaan Kristen ialah pribadi Kristus sendiri sebagai jalan, kebenaran, dan kehidupan kita. Model kita tak ada yang lain, selain Yesus Kristus. Dengarkan Dia setiap saat, dan ikuti saja yang dikehendaki-Nya.
(Peter Tukan, SDB-Imam yang bertugas di Labuanbajo Manggarai)
0 Komentar