Unordered List

6/recent/ticker-posts

Langkah Cerdik Bendahara

 


(Sumber Inspirasi: Lukas 16: 1-8)

Setiap kita yang menggeluti sebuah profesi, tentu menjalankannya dengan baik. Dalam menjalankan profesi, pasti ada rekan kerja, terutama antara seorang pemilik sebuah perusahaan dan bawahan. Pemillik perusahaan tentu tidak sendirian bekerja namun menempatkan orang-orang kepercayaan untuk mengelola bersama-sama perusahaan yang dirintis itu. Kita mengenal ada posisi-posisi penting dalam sebuah perusahaan seperti direktur dan bendahara. Orang yang menempati posisi penting ini bekerja sesuai dengan tugas pokok masing-masing.

Penginjil Lukas pada hari ini menyodorkan kisah seorang bendahara. Seorang bendahara selalu berurusan dengan uang. Ada tiga hal yang disoroti oleh Lukas, yakni kita belajar pujian yang diberikan oleh tuan, belajar kecerdikan seorang bendahara dan belajar anugerah yang diterima oleh para penghutang. Tiga hal yang disoroti Lukas, sekaligus mengingatkan kita akan pertanggung-jawaban dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Pertanggung-jawaban, terutama sebagai bendahara,  menjadi sebuah keharusan yang tidak bisa ditawar. Bukti pertanggung jawaban seorang bendahara tidak sekedar asal bicara tetapi melengkapi omongannya dengan dokumen penggunaan uang.

Apakah ketika diminta untuk bertanggung jawab, dengan serta merta seorang bendahara langsung menyanggupinya? Tidak!! Pertanggung jawaban seorang bendahara, butuh waktu panjang untuk mempersiapkan dokumen-dokumen penting yang memiliki keterkaitan dengan pengeluaran uang. Kedudukan seorang bendahara menjadi penting dan sangat sensitif karena berurusan dengan uang. Uang menjadi sebuah daya tarik bagi setiap orang untuk memilikinya. Bendahara yang jujur dan memiliki integritas akan menguasai uang dengan pertanggung jawaban yang jelas. Sementara itu bendahara yang tidak jujur, memanfaatkan kesempatan untuk mengeruk uang.      

Gelagat bendahara yang tidak jujur ini pada akhirnya tercium juga oleh sang tuan. Sang tuan mengetahui penyelewengan yang dilakukan bendaharanya dan dia berencana untuk memberhentikan bendahara. “Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara.” Atas tuduhan sang tuan, bendahara mulai kelabakan dan mencari cara licik untuk mempertahankan posisinya itu. Bendahara itu menempatkan diri sebagai orang tidak bisa bekerja di tempat lain, selain sebagai bendahara dan ada ketakutan bahwa belum tentu ia diterima di tempat lain setelah dipecat dari bendahara.  “Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu.”

Mengetahui hal tersebut, Sang Bendahara kemudian melakukan langkah cerdik dengan memotong hutang para peminjam dan apa yang dipotong diyakini adalah hak keuntungan atau komisi yang menjadi milik sang bendahara sehingga tidak merugikan tuannya.

Tindakan memotong hutang para peminjam tersebut tentunya membawa dampak positif dan menolong meringankan beban para penghutang sehingga para penghutang akan sangat berterima kasih pada sang bendahara. Sang bendahara sendiri berharap bahwa pemotongan hutang tersebut akan berdampak positif khususnya saat dia diberhentikan tuannya. Kecerdikan seorang bendahara, tidak hanya mengelola keuangan saja tetapi mengambil tindakan yang menyelamatkan, baik untuk dirinya sendiri, para penghutang dan juga untuk tuannya.****(Valery Kopong)

Posting Komentar

0 Komentar