Unordered List

6/recent/ticker-posts

Pesta dan Orang-Orang Kecil

 


(Sumber Inspirasi: Lukas 14: 12-14)

Ketika mengadakan perjamuan pesta, tentu konsep pesta seperti apa yang perlu dipersiapkan dan dirancang secara matang. Tuan pesta tidak memikirkan sendiri tentang konsep pesta itu, ia pasti menyuruh orang-orang kepercayaan untuk menyiapkan dan memastikan orang-orang yang diundang. Pesta dalam dunia modern ini menjadi sebuah perhelatan, tak sekedar gebyar pesta tetapi juga kualitas pesta sangat ditentukan oleh tamu undangan yang memiliki latar belakang kedudukan sosial tertentu.

          Konsep pesta yang meriah dengan menghadirkan tamu undangan yang berpengaruh, tentunya sedikit berbeda dengan konsep pesta seperti yang dituturkan dalam Lukas 14: 12-14. Penginjil Lukas memaparkan secara gamblang mengenai orang-orang yang mau diundang ke tempat pesta. Lukas menggambarkan, sekaligus menawarkan bahwa jauh lebih baik di dalam pesta itu, yang diundang adalah orang-orang kecil, miskin dan tersingkir. Dengan mengundang mereka yang kecil untuk mengambil bagian dalam pesta perjamuan, agar mereka boleh mengalami kegembiraan dan tuan pesta tidak memiliki beban untuk siap diundang karena orang-orang miskin, jangankan mengadakan pesta, memikirkan untuk makan sehari-hari saja tidak mencukupi.

          Pesta membawa suasana suka cita dan kegembiraan. Pesta menjadi ajang untuk membangun keakraban satu sama lain tanpa memperlihatkan kelas-kelas sosial. Pesta menyediakan hidangan yang menyenangkan tanpa ada beban yang memberatkan. Penginjil Lukas secara sederhana berupaya untuk menghadirkan suasana pesta “tanpa kelas.” Suasana yang dimaksudkan adalah suasana kekeluargaan di tengah pesta perjamuan itu. Orang-orang kecil yang diminta untuk diundang, barangkali luput dari perhatian tuan pesta. Namun rekomendasi penginjil Lukas memberikan gambaran bahwa pesta seharusnya mengundang orang-orang tanpa harus disekat oleh kelas-kelas sosial.

          Suasana pesta yang dihadirkan dalam Injil Lukas ini menggambarkan suasana Kerajaan Allah. Warta tentang Kerajaan Allah, selalu berpihak pada mereka yang miskin. Orang-orang miskin selalu terbuka pada tawaran Kerajaan Allah. Keterbukaan hati mereka untuk menerima dan menikmati pesta perjamuan, memperlihatkan suka cita. Nilai sebuah pesta tidak terletak pada daftar orang-orang yang diundang dan memiliki kelas sosial yang tinggi. Namun kualitas pesta itu terletak pada “bangunan suasana” yang gembira dan menyenangkan, seperti Kerajaan Allah.***(Valery Kopong)

         

Posting Komentar

0 Komentar