Setiap manusia punya alasan untuk mengungkapkan
rasa syukur. Sekecil apa pun pengalaman yang kita alami, namun dilihat dalam
terang iman, patut disyukuri sebagai bagian penting dalam membuka diri dan
melibatkan Tuhan. Orang yang membuka diri terhadap karya-karya Tuhan dan pada
akhirnya mengucapkan syukur, merupakan sebuah bentuk sederhana ekspresi iman. Beriman
tidak hanya dinyatakan dalam pergumulan diam tetapi lebih dari itu ada luapan
kegembiraan atas rasa syukur yang dinikmati.
Dalam bacaan pertama hari ini, Yesaya 11:1-8
secara eksplisit memberikan gambaran suka cita bagi dunia karena seorang
penyelamat akan datang ke dunia. Kedatangan Mesias ke dunia tidak hanya untuk
menebus dan memulihkan kembali dunia, tetapi ada harapan bahwa damai bersemi
kembali di bumi ini. Suasana damai bisa digambarkan oleh Yesaya, “Serigala akan
tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak
lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil
akan menggiringnya.”
Secara simbolik, gambaran tentang dunia yang
damai itu seperti “hewan-hewan buas” harus menanggalkan taringnya untuk tidak
memangsa kambing dan lembu. Sifat-sifat ini nampak juga ada dalam diri manusia,
yang terkadang bersikap buas terhadap sesama manusia. Kondisi dunia yang buas
ini digambarkan sebagai “homo homini lupus,” manusia menjadi serigala
bagi manusia lain. Namun dalam konteks penantian akan Sang Juru Selamat, Raja
Damai, Dia akan mengubahnya menjadi “homo homini socius,” manusia
menjadi sahabat bagi manusia lain.
Keterbukaan hati menjadi kunci utama untuk
menerima kedatangan Sang Juru Selamat. Allah hanya menyatakan orang-orang kecil
yang berkenan melihat “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk
yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.” Para gembala, gambaran
orang-orang kecil berkenan memandang dan menjumpai Sang Juru Selamat. Mengapa
hanya orang kecil yang berkenan melihat-Nya? Karena mereka berani membuka diri
pada Allah. “Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat
apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu
dengar, tetapi tidak mendengarnya."(Luk 10:24)***(Valery Kopong)
0 Komentar