Unordered List

6/recent/ticker-posts

“Homo Homini Lupus,”

 


Setiap manusia punya alasan untuk mengungkapkan rasa syukur. Sekecil apa pun pengalaman yang kita alami, namun dilihat dalam terang iman, patut disyukuri sebagai bagian penting dalam membuka diri dan melibatkan Tuhan. Orang yang membuka diri terhadap karya-karya Tuhan dan pada akhirnya mengucapkan syukur, merupakan sebuah bentuk sederhana ekspresi iman. Beriman tidak hanya dinyatakan dalam pergumulan diam tetapi lebih dari itu ada luapan kegembiraan atas rasa syukur yang dinikmati.  

Dalam bacaan pertama hari ini, Yesaya 11:1-8 secara eksplisit memberikan gambaran suka cita bagi dunia karena seorang penyelamat akan datang ke dunia. Kedatangan Mesias ke dunia tidak hanya untuk menebus dan memulihkan kembali dunia, tetapi ada harapan bahwa damai bersemi kembali di bumi ini. Suasana damai bisa digambarkan oleh Yesaya, “Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya.”

Secara simbolik, gambaran tentang dunia yang damai itu seperti “hewan-hewan buas” harus menanggalkan taringnya untuk tidak memangsa kambing dan lembu. Sifat-sifat ini nampak juga ada dalam diri manusia, yang terkadang bersikap buas terhadap sesama manusia. Kondisi dunia yang buas ini digambarkan sebagai “homo homini lupus,” manusia menjadi serigala bagi manusia lain. Namun dalam konteks penantian akan Sang Juru Selamat, Raja Damai, Dia akan mengubahnya menjadi “homo homini socius,” manusia menjadi sahabat bagi manusia lain.  

Keterbukaan hati menjadi kunci utama untuk menerima kedatangan Sang Juru Selamat. Allah hanya menyatakan orang-orang kecil yang berkenan melihat “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.” Para gembala, gambaran orang-orang kecil berkenan memandang dan menjumpai Sang Juru Selamat. Mengapa hanya orang kecil yang berkenan melihat-Nya? Karena mereka berani membuka diri pada Allah. “Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."(Luk 10:24)***(Valery Kopong)

Posting Komentar

0 Komentar