Unordered List

6/recent/ticker-posts

Simeon Melihat Terang Dunia

 

(Sumber Inspirasi: Lukas 2:22-35)

Setiap manusia merindukan keselamatan dari Allah melalui peristiwa-peristiwa hidup. Dengan mengalami tindakan Allah  yang menyelamatkan, memungkinkan kita untuk menyadari cara Allah melawat umat-Nya dan memberikan harapan untuk mengalami pembebasan. Pengalaman-pengalaman yang datang dari Allah, semua orang tentu tahu namun tidak semua orang bisa memastikan kebenaran Sang Juru Selamat itu. Hanya orang-orang tertentu di mana Allah menggunakan mereka untuk memandang sang penyelamat itu.  

Injil hari ini menggambarkan betapa gembiranya Simeon yang telah melihat bayi Yesus yang dipersembahkan di Bait Allah. Simeon, seorang pribadi yang senantiasa merindukan dan menantikan penghiburan bagi Israel dalam diri seorang Mesias. Simeon adalah seorang pribadi yang sungguh mengenal Allah, percaya pada janji-janji Allah dan hidupnya diabdikan untuk menyembah dan memuji Allah. Pergumulan hidup Simeon menunjukkan betapa Allah memberikan kesempatan padanya untuk melihat Mesias itu. Mata Simeon mewakili mata dunia untuk menyaksikan dan sekaligus  memastikan bahwa Mesias yang dinantikan itu telah datang. Kepatuhan Simeon terhadap perintah dan janji-janji Allah berbuah kebaikan. Simeon dibiarkan Allah untuk hidup dalam jangka waktu lama sebelum ia melihat penyelamat itu datang.

Simeon mengalami kebahagiaan yang luar biasa. Ia memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripadamu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu Israe.l”  Mesias yang datang ke dunia, membawa terang bagi bangsa-bangsa yang berada dalam kegelapan itu. Kepenuhan janji Allah  yang berpuncak pada kedatangan Mesias, memperlihatkan Allah yang berpihak pada manusia  dan dunia yang saat itu berada dalam kegelapan hidup.

Manusia merasa berada dalam kegelapan hidup karena tidak sanggup membuka diri untuk melihat penyelamat itu datang. Manusia selalu menutup pintu hatinya dan Allah tidak bisa berkarya di dalam dirinya. Simeon adalah gambaran manusia yang selalu terbuka pada rahmat Allah. Ia menerima terang dan terang itu terus dipancarkan dalam kehidupan sehari-hari terutama menerangi mereka yang mengalami kekelaman hidup. Simeon tidak bisa menyembunyikan terang itu sebagai milik pribadi tetapi ia wartakan kepada dunia bahwa DIA yang adalah Terang yang dinantikan itu sudah datang.  

Kita perlu belajar dari Simeon dalam menghayati hidup beriman kita. Sebagai manusia yang beriman, sebagaimana Simeon, kita tentu merindukan keselamatan meski kerinduan itu tidak selalu nampak dan terasa sebagaimana kerinduan akan seseorang atau sesuatu yang kita anggap membahagiakan kita.  Kita terus belajar membuka diri pada rahmat Allah seperti Simeon agar sanggup memastikan peran Allah dalam ke hidupan ini.***(Valery Kopong)


Posting Komentar

0 Komentar