(Sumber
Inspirasi: Lukas 1:26-38)
Di dalam sebuah gereja, ada patung Bunda Maria
yang sangat menarik. Warna mantel biru laut yang dikenakan padanya, membuatnya
terlihat anggun. Ia seorang wanita tangguh sepanjang sejarah. Ia wanita yang
selalu membuka diri terhadap keluhan-keluhan manusia, mirip laut yang biru,
menerima aliran sungai dari pelbagai arah dan juga menerima setiap kotoran yang
dialirkan oleh sungai-sungai, menjadikan dirinya sebagai tempat penampungan.
Hati Bunda Maria seperti lautan yang dalam, tenang dan berusaha untuk memendam
rasa.
Memaknai sejarah keselamatan manusia,
sosok Bunda Maria berperan penting karena ketika ia menjawab “ya” atas salam
dari Allah yang dibawa oleh malaikat Gabriel, membawa konsekuensi. Menyatakan
ya, berarti bersedia untuk bergerak dan membuka diri terhadap karya-karya
keselamatan. Keterbukaan Bunda Maria terhadap tawaran Allah ini memberikan
ruang keselamatan bagi manusia dan dunia. Bunda Maria harus mengorbankan
egoisme dan menempatkan tawaran keselamatan itu pada porsi utama. Menerima
tawaran dan menjawab ya, mengandung konsekuensi. Tantangan pertama dihadapi
adalah ketika berhadapan dengan Yosef, yang saat bertunangan, Maria sudah dalam
kondisi mengandung.
Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana
hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Bagaimana
menjelaskan pada Yosef tentang kehamilan yang sedang dialami Maria? Pertanyaan
yang berangkat dari pemahaman manusiawi ini pada akhirnya menemukan
peneguhannya oleh Gabriel, malaikat utusan Allah. Yosef, sosok lelaki yang
bijaksana dan penuh pengertian. Ia tak mengambil tindakan sepihakan namun
berupaya membuka diri untuk mendengarkan apa kata Allah melalui malaikat.
Malaikat memberi peneguhan pada Yosef dan menjelaskan bahwa anak yang sedang
dikandung Maria berasal dari kuasa Roh Kudus. Yosef menerima dan menjalani kehidupan
bersama Maria.
Hari ini Gereja merayakan Hari Raya
Santa Perawan Maria dikandung tanpa noda. Sebelum Bunda Maria tumbuh menjadi
seorang gadis dan menerima tawaran dari Allah untuk mengandung dan melahirkan
Yesus, ia sudah dipersiapkan oleh Allah. Dalam kandungan Santa Anna, ibundanya,
Maria sudah dibebaskan dari noda dosa. Artinya bahwa kemurnian Bunda Maria dan
kelayakannya menjadi ibu Tuhan, berada pada rancangan Allah sendiri. Jauh
sebelum ia terbentuk dalam rahim ibunya, Maria sudah mendapatkan perhatian dari
Allah. Allah mempersiapkan dirinya sebagai “rahim semesta” yang siap
mempersiapkan kehadiran Sang Putera. Maria dijuluki sebagai ibu kehidupan, Hawa
baru yang siap melahirkan seorang penyelamat.
Betapa besar hati Bunda Maria untuk menerima tawaran menjadi ibu Tuhan. Terkadang, terlintas cara berpikir manusiawi, andaikata Bunda Maria menolak tawaran dari Allah maka penyelamat tidak akan hadir dan penyelamatan manusia tidak akan terlaksana. Namun dalam iman dan kepasrahan diri secara total pada Allah, Bunda Maria menyerahkan sepenuhnya pada Allah yang telah mendesain rancangan penyelamatan dunia."Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." *** (Valery Kopong)
0 Komentar