Larantuka, Gagas Indonesia Satu.com
Dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki tidak saja dirasakan oleh masyarakat di Boru,Nobo dan sekitarnya, bencana ini terasa juga di Desa Pululera. Sebuah desa yang ada di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur,NTT. Desa ini merupakan satu dari 11 desa yang berada di Kecamatan Wulanggitang, dengan pusat di kampung Sukutukan.
Sebelumnya, Desa Pululera terdiri atas beberapa kampung yaitu Sukutukan, Hokeng, Wolorona dan Padang Pasir. Beberapa tahun yang lalu, Wolorona dan Padang Pasir telah memisahkan diri dari Sukutukan dan membentuk sebuah desa yakni Hokeng Jaya. Kini Desa Pululera hanya terdiri atas kampung Sukutukan.
PGRI Flores Timur, pada kunjungan pertama, Kamis (4/1/24) memberikan trauma healing pada korban erupsi gunung Lewotobi pada dua titik yakni pada pusat pengungsian di SMPN 1 Wulanggitang dan di Desa Konga. Mendengar informasi titik pengungsian di Desa Pululera dengan jumlah anak sekolah yang cukup banyak, pada Minggu (7/1/24) PGRI Flores Timur berkolaborasi dengan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mawar Merona, menyambangi anak anak di Desa Pululera.
Kehadiran PGRI Flores Timur yang berkolaborasi dengan TBM Mawar Merona disambut antusias oleh anak anak. Tim Edukasi PGRI Flores Timur bersama sukarelawan TBM Mawar Merona mampu menghibur anak anak dengan cerita dongeng, bernyanyi bersama, berpantun,dan membacakan puisi bersama. Usai bermain bersama, kepada warga dan anak anak, diberikan sejumlah bantuan baik sembako maupun permainan anak-anak.
Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur mengatakan, PGRI akan terus bergerak mengajak para guru se Nusantara, untuk memberikan perhatian dan bantuan kepada korban erupsi gunung Lewotobi.
"PGRI Flores Timur tidak akan pernah diam merespon fenomena alam ini. PGRI akan terus bergerak mengajak para guru se Nusantara, untuk memberikan perhatian dan bantuan kepada korban erupsi gunung Lewotobi. Semua titik akan PGRI kunjungi. Selain membawakan sumbangan berupa sembako, fokus perhatian kami adalah, memberikan trauma healing kepada anak-anak," kata Maksi. (tim humas PGRI)
0 Komentar