Unordered List

6/recent/ticker-posts

Hati Yang Degil

 

(Sumber Inspirasi: Markus 8: 14-21)


Yesus memberikan peringatan pada para murid untuk menjaga diri agar tidak terpengaruh dengan orang farisi. Mengapa ada kekhawatiran dari Yesus terhadap pengaruh dari orang farisi? Bisa dipahami bahwa pengaruh orang-orang farisi begitu kuat, karena itu Yesus menganalogikan seperti “ragi.” Apa hubungan antara pengaruh orang farisi dan ragi? Ragi digunakan oleh tukang buat roti untuk mencampurkan dengan adonan. Setelah ragi dan adonan diaduk menjadi satu, maka butuh proses lama untuk memberi roti supaya bisa mengembang.

Secara kasat mata, roti yang telah dipengaruhi oleh ragi, mengembang begitu baik dan memperlihatkan roti itu menarik untuk dipandang. Namun roti yang mengembang itu, ada ruang kosong di dalamnya. Ragi membentuk suatu cara untuk mengelabui para penikmat roti. Dengan memberikan analogi seperti ini, memperlihatkan bahwa secara penampilan, orang-orang farisi itu terlihat suci dan dekat dengan Allah, namun ternyata ada ruang hampa, ruang kosong yang penuh dengan kepura-puraan hidup.  

"Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Perkataan Yesus ini memperlihatkan kekecewaan-Nya terhadap para murid yang juga belum percaya pada-Nya. Karena itu Yesus memberikan contoh konkret ketika Ia mengadakan mukjizat. “Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Dua belas bakul."

Tanda-tanda heran yang diperlihatkan Yesus, sebenarnya mau menggiring kesadaran orang untuk memahami tentang Kerajaan Allah yang sudah dan sedang terjadi dalam diri Yesus. Namun, siapakah yang sanggup melihat karya keselamatan itu dan menyatakan Yesus sebagai penyelamat? Butuh waktu dan keterbukaan hati untuk menerima Yesus sebagai tanda kehadiran Kerajaan Allah.***(Valery Kopong)

Posting Komentar

0 Komentar