Tema renungan kita pada hari ini ialah: Puasa Berbuah Pembaharuan. Kemarin kita diterangi dalam renungan bahwa puasa kita di dalam masa Pra Paskah ini dilakukan melalui beramal dan berdoa. Ini merupakan cara-cara kita berpuasa. Lalu hal berikut yang amat penting ialah sebenarnya apa yang dihasilkan melalui perbuatan berpuasa? Renungan hari ini menerangkan kita bahwa salah satu buah penting sekali dari berpuasa ialah suatu pembaharuan hidup.
Nabi Yesaya mengatakan bahwa orang yang berhenti menyusahkan dan menyakiti sesamanya, lalu berbalik untuk berbuat baik dan beramal kasih kepada sesamanya itu, pembaharuan yang ia peroleh adalah Tuhan Allah berkenan kepadanya. Tuhan akan menuntunnya senantiasa. Tuhan akan memuaskan semua kepentingannya untuk menjadi bahagia dan selamat di dalam kehidupannya. Pembaharuan ini berkaitan dengan kehidupan rohaninya yang berkembang di mana hubungannya dengan Tuhan ialah dalam satu keterikatan yang menyatu. Dasarnya ialah karena ia melakukan semua perbuatan Tuhan sendiri.
Yang digambarkan oleh Yesaya ini terungkap dengan sangat jelas dalam pengalaman orang-orang yang mengalami sendiri hidup dan bekerja bersama Yesus Kristus. Kita semua yang berada di dalam Gereja saat ini juga dalam situasi yang berbeda-beda memiliki pengalaman ini, terlebih-lebih selama masa Pra Paskah ini kita ingin memantapkan dan memperkuat hubungan kita dengan Tuhan untuk semakin terikat menyatu. Syaratnya ialah bertahan dalam iman dan kesetiaan menjadi murid-murid Tuhan yang baik seperti para rasul.
Pembaharuan hidup yang kuat akan berbuah pada pertobatan. Tanda orang bertobat ialah mereka yang meninggalkan kehidupan lamanya dalam kegelapan dosa dan memilih kehidupan baru di dalam Tuhan. Melalui berpuasa, yaitu pengalaman berjumpa dan hidup bersama dengan Tuhan, kekuatan pengaruh-Nya dapat mengubah jalan hidup seseorang. Pengalaman ini ditunjukkan oleh Lewi, si pemungut cukai yang bertemu dengan Yesus dan selanjutnya mengundang Yesus untuk makan di rumahnya. Si pemungut cukai ini kemudian menjadi salah satu dari ke-12 rasul Yesus, yang dikenal dengan nama Matius.
Jika puasa dalam masa Pra Paskah ini belum menunjukkan tanda-tanda akan ada pertobatan di dalam diri Anda, keluarga dan kelompok Anda, memasuki minggu pertama Pra Paskah kiranya dapat dibuatkan suatu perencanaan dalam menata kehidupan baik pribadi maupun bersama. Perencanaan itu mesti dapat dikonkretkan untuk suatu pertobatan yang dapat diwujudkan. (Pastor Peter Tukan, SDB)
0 Komentar