Unordered List

6/recent/ticker-posts

Ketua Umum BTB Minta Guru/Karyawan Jangan Terlena

                                                     

Tangerang, Gagas Indonesia Satu

Ketua Umum Pengurus Perkumpulan Boen Tek Bio (BTB), Dr. Ruby Santamoko, S.Ag, M.Pd meminta  seluruh guru/karyawan  untuk jangan terlena dengan kondisi arus murid yang masuk di Sekolah Perguruan Setia Bhakti, saat ini yang cenderung menurun. Kondisi ini ditandai belum sampai target seharusnya 300 murid hingga awal Maret, murid yang mendaftar hanya berjumlah 150 orang anak.

‘’Kita masih memiliki sisa waktu tiga bulan bisa  mendapatkan anak menjadi murid di sekolah Setia Bhakti. Makin menurunnya jumlah murid saat ini merupakan tanggungjawab bukan hanya marketing melainkan seluruh guru dan karyawan di bawah asuhan Perguruan Setia Bhakti,’’ demikian ditegaskan Dr. Ruby Santamoko S.Ag, M.Pd   dalam sambutan acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 Sekolah Setia Bhakti yang beralamat di Jl. Kisamaun No 171 Tangerang, Senin (4 Maret 2024). 

Turut hadir Direktur Umum Sekolah Buddhi dan Setia Bhakti, Edy Kurniawan, S.E, MM, Pengawas BTB Wahyudi Otang, Pengurus BTB,  Wandi Gunawan, Direktur Sekolah Setia Bhakti, Herlinawati ,ST Kabid BTB Cecep Utoyo, ST, Kepala Sekolah TK Confusius pertama (1973), Maria Sri Jastuti, para kepala  sekolah unit TK, SD, SMP, SMA dan SMK Setia Bhakti sekitar  60-an guru/karyawan. 

Peran guru dalam peningkatan jumlah murid, lanjut Ruby Santamoko dengan benar menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar, merancang pembelajaran yang lebih kreatif dan menyenangkan peserta didik. Selain itu diharapkan guru selalu meng-update dirinya, untuk bisa beradaptasi serta berinovasi dalam kegiatan pembelajaran dalam kelas. 

Ruby mengakui Sekolah Setia Bahkti pernah mengalami masa-masa kejayaan, bahkan disebut sebagai pelopor pengajaran bahasa Mandarin di wilayah ini. Bahkan ia mengisahkan seorang dokter terkenal yang pernah dikenalnya sebagai lulusan Sekolah Setia Bhakti mengungkapkan kekagumannya terhadap sekolah berbasis Konghucu ini. “Ingat, bapak dan ibu seorang dokter saya kenal ia sebagai dokter bangga karena ia lulusan Seklah Setia Bhakti,’’ kisah Ruby Santamoko di depan karyawan dan guru. 

Mencermati kondisi murid masuk di Setia Bhakti cenderung menurun, lanjut Santamoko, perkumpulan BTB terus berpikir strategik. Sekolah ini dalam usia yang ke-51 mestinya yang diharapkan selalu matang seperti sosok manusia layaknya, karena itu diharapkan seluruh komponen yang ada di Setia Bhakti terus berusaha untuk meningkatkan jumlah murid. 

‘’Sekarang kita punya Universitas Buddhi Dharma, kita punya Pasca Sarjana dan menurut saya tidak lepas dari keberadaan Sekolah Setia Bhakti, maka kita semua bekerja sama memajukan sekolah ini dan jangan hanya berbangga dengan kenangan masa lalu,’’ lanjut Ruby Santamoko. 

Seperti diketahui Perkumpulan BTB tetap berkomitmen memajukan dunia pendidikan di Kota Tangerang dan sekitarnya, bahkan masyarakat dari Gunung Sindur memilih menjadi murid di sekolah Setia Bhakti. Lulusan  lembaga pendidikan ini banyak berkarya di berbagai bidang seperti swasta dan lembaga pemerintahan. 

Ajakan untuk terus memiliki murid yang banyak bukanlah suatu yang main-main. Romo Ruby bahkan mengatakan jika sekolah ini terus mengalami kekurangan murid terpkasa suatu saat boleh saja akan dipindahkan ke tempat lain. Kondisi yang paling pahit suatu saat lembaga ini terus-menerus kekurangan murid, mau tidak mau, suka tidak suka dipindahkan ke lokasi yang lain. 

                                            

                                                  Cecep Utoyo, ST

                                                                                               

Senada dengan Ruby Santamoko, Ketua Bidang Pendidikan BTB Cecep Utoyo mengajak semua pihak untuk memajukan bersama sekolah Setia Bhakti. Banyak hal yang dilewati bersama, ada begitu banyak prestasi dilewati dan merayakan 51 tahun sekolah ini sebagai saat untuk terus berbenah.

Maria Sri Jastuti dalam sambutan mengharapkan perlunya guru diberikan perhatian sebaik-baiknya. Dalam istilah guru jangan “kencang ikat pinggang” tapi biar dia lepas ikat pinggangnya. Lebih dari itu perlu menjalin hubungan baik dengan para orangtua.

                                                    


Kesempatan ulang tahun itu dibacakan sejarah awal berdirinya lembaga pendidikan yang semula bernama TK Confusius selanjutnya berubah menjadi Setia Bhakti. Kini selain jenjang TK juga SD, SMP, SMA dan SMK dalam satu komplek.**  (Konrad R.Mangu).   

keterangan foto

Dr. Ruby Santamoko S.Ag M.Pd

Cecep Utoyo, HUT ke-51 lembaga pendidikan Setia Bhakti terus berbenah diri

Maria Sri Jastuti, memang Piagam Penghargaan yang diberikan Pengurus Boen Tek Bio


Posting Komentar

0 Komentar