Pastor Peter Tukan SDB
Tema renungan kita pada hari Minggu Pra Paskah ke-3 ini ialah: Pemberantasan Korupsi. Kita semua sedang berperang melawan korupsi. Ini bukan persoalan umum pada saat ini saja, tetapi sudah sejak zaman dulu ketika kebudayaan manusia mengenal uang. Di dalam peristiwa Yesus mengusir orang-orang yang berjualan di bait Allah, satu aspek yang cukup mencuri perhatian ialah pertukaran uang dengan meja-mejanya yang dijungkir-balikkan Yesus. Uang-uang dihamburkan ke tanah. Ini adalah tindakan yang sangat tegas. Mengusir saja sudah merupakan ketegasan, tapi kalau sudah menghamburkan uang ke tanah lalu menjungkir-balikkan meja, artinya sebuah perang besar.
Tindakan ini menggambarkan suatu pemberantasan korupsi secara nyata. Yesus mengetahui akar permasalahan di dalam hidup beriman dan bermasyarakat ialah uang. Keterlibatan uang sebagai faktor penentu dalam setiap relasi antar manusia bahkan dengan Tuhan, pasti melahirkan permasalahan. Karena itu kitab suci mengatakan akar segala kejahatan ialah cinta uang (1 Tim 6:10). Cinta uang dan materi ini sudah mendarah daging dalam tradisi Yahudi. Semua persembahan yang mereka bawa ke bait suci diuangkan. Misalnya kambing atau domba korban, masing-masing ada harganya, di mana pajaknya ditetapkan sesukanya oleh petugas atau pejabat. Orang sederhana yang datang untuk memberikan persembahan dan berdoa ditagih pajaknya, dengan alasan dapat banyak rahmat.
Korupsi ini merajalela di setiap sisi kehidupan masyarakat. Ketika Musa menyampaikan ke-sepuluh perintah Allah kepada umat Allah, ia ingin supaya umat Allah bersih dan nantinya sempurna seperti Tuhan Allah melalui penghayatan perintah-perintah itu. Namun sampai ke zaman Yesus dan semakin ke sini, bau busuk keterlibatan uang yang menjadi latar belakang setiap pelanggaran hukum-hukum tersebut amat kuat dirasakan. Ada permainan uang dalam urusan beribadah dan mengungkapkan iman. Kasih terhadap orang tua bisa saja ada pamrihnya karena ada perhitungan harganya. Kejahatan berupa pembunuhan, perzinaan, pencurian, dusta terhadap sesama, nafsu akan materi, mengingini istri atau suami orang lain atau barang dan harta orang lain, semua dapat digerakkan dan berhasil dilakukan karena ada uang di baliknya.
Tindakan pembersihan bait suci punya makna profetik ialah pembersihan diri kita sendiri, keluarga, Gereja, dan masyarakat kita dari korupsi-korupsi yang disebabkan oleh cinta akan uang. Kita memang harus menggunakan uang untuk hidup, tetapi menjadi dosa kalau hidup ini diperhamba atau diperbudak oleh uang. Pesan Pra Paskah untuk kita minggu ini ialah: berita tentang Kristus tersalib yang mempersatukan kita dengan semboyan bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh. Dengan demikian bersama Dia kita berperang melawan cinta akan uang, panglima yang menyusahkan dan memecah belah kehidupan kita bersama. *** Pastor Peter Tukan, SDB
0 Komentar