Kutabumi, Gagas Indonesia Satu.com
PERINGATAN
Jumat Agung (wafatnya Tuhan Yesus) mempunyai arti penting dalam kehidupan umat
Katolik paroki Kutabumi, Gereja St Gregorius Agung. Lewat pementasan tablo yang
mengisahkan tentang penderitaan, sengsara dan wafat Yesus melambangkan upaya
menumbuhkan semangat solidaritas dan subsidaritas sesama dan alam.
Tablo yang
menampilkan para pemain Orang Muda Katolik (OMK) paroki setempat di bawah kordinasi Seksi
Kepemudaan menampilkan Artaban, seorang tokoh dalam Kitab Suci yang sesungguhnya
bersama dengan Tiga Raja (majus) dari Timur yang mengunjungi bayi Yesus. Artaban
sesungguhnya tokoh yang seharusnya ikut bersama tiga Raja (Majus) dari Timur
namun karena ia harus menunjukkan
kepedulian kepada seorang penyamun maka ia ditinggalkan oleh Tiga Raja (Gaspar,
Melkhior, Baltazar).
‘’Pencarian
Artaban tidak berak berakhir, ia terus mencari Yesus sampai ia menemui Juru Selamat ini di bawah salibNya. Tablo ini memberi pesan sangat kuat betapa
pentingnya menumbuhkan solidaritas dan subsidiaritas untuk mencapai
kesejahteraan bersama. Jika Allah sendiri solider dengan memikul salib sebagai
lambang memikul dosa manusia maka kita
pun memberikan perhatian kepada sesama manusia,’’ demikian dikatakan RD. Yosef
Purboyo Diaz, dalam sambutan bagian akhir tablo, Jumat ( 29 Maret 2024).
Rm Diaz
hadir bersama 900-an umat Katolik paroki setempat untuk menyaksikan tablo yang
dimulai pkl 09.00 sampai dengan 11.30 WIB.
Kisah tablo
ini sesungguhnya terinspirasi dari Surat Gembala Uskup Kardinal Ignatius
Suharyo dalam Hari Raya Epifani lalu. Dalam kisah itu seorang Artaban yang
seharusnya Bersama dengan Tiga Majus tapi karena ditinggalkan rekannya makai batal pergi mengunjungi bayi Yesus.
Dalam kisah
itu, ia datang terlambat bergabung Bersama
Tiga Raja karena ia harus memberikan perhatian kepada seorang penyampun ketika
dalam perjalanan. Artaban yang telah menjual harta dan menjumpai bayi Yesus
namun ia memberikan kepedulian terhadap korban penyamun itu. Kelanjutan kisah
ini Artaban menemui Yesus saat disalibkan. Dari salib Yesus mengatakan bukan
hanya emas, mur dan kemenyam ia persembahkan tapi ia mengorbankan seluruh tenaganya untuk sesama yang sedang menderita.
Tablo ini
menarik karena tema yang sangat relevan dengan Tahun Solidaritas yang
direnungkan sepanjang tahun ini.
Hal yang
ditekankan dalam tablo ini adalah semangat untuk menghidupi solidaritas dan
subsidaritas maka seluruh umat sehati
dan sepemikiran untuk terus menghidupi
tema yang digaungkan dari Keuskupan Agung Jakarta tentu dengan harapan untuk
mencapai kesejahteraan bersama.
Rm Diaz
mengaku sangat senang dengan tablo yang diselenggarakan seksi kepemudaan
paroki, setelah pada masa pandemi Covid
19 tidak dilakukan tablo seperti ini. Maka melalui pengeras suara, selesai
pementaan tablo, beberapa kali Romo Diaz mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pemain, sutradara dan semua orang
yang terlbat dalam tablo.
Di bagian
akhir Rm Diaz memberkati gunungan hasil bumi aneka buah-buahan, kacang yang
telah disediakan selanjutnya dibagikan kepada umat yang hadir menyaksikan tablo
itu. ** Konradus R. Mangu
0 Komentar