Unordered List

6/recent/ticker-posts

Tablo: Tumbuhkan Solidaritas Sesama dan Alam


                                                        

                                         Rm . Yosef P. Diaz

Kutabumi,  Gagas Indonesia Satu.com

PERINGATAN Jumat Agung (wafatnya Tuhan Yesus) mempunyai arti penting dalam kehidupan umat Katolik paroki Kutabumi, Gereja St Gregorius Agung. Lewat pementasan tablo yang mengisahkan tentang penderitaan, sengsara dan wafat Yesus melambangkan upaya menumbuhkan semangat solidaritas dan subsidaritas sesama dan alam.

Tablo yang menampilkan para pemain Orang Muda Katolik (OMK) paroki setempat di bawah kordinasi Seksi Kepemudaan menampilkan Artaban, seorang tokoh dalam Kitab Suci yang sesungguhnya bersama dengan Tiga Raja (majus) dari Timur yang mengunjungi bayi Yesus. Artaban sesungguhnya tokoh yang seharusnya ikut bersama tiga Raja (Majus) dari Timur namun karena ia harus  menunjukkan kepedulian kepada seorang penyamun maka  ia ditinggalkan oleh Tiga Raja (Gaspar, Melkhior, Baltazar).

‘’Pencarian Artaban tidak berak berakhir, ia terus mencari Yesus sampai ia menemui Juru Selamat ini di bawah salibNya. Tablo ini memberi pesan sangat kuat betapa pentingnya menumbuhkan solidaritas dan subsidiaritas untuk mencapai kesejahteraan bersama. Jika Allah sendiri solider dengan memikul salib sebagai lambang memikul dosa manusia  maka kita pun memberikan perhatian kepada sesama manusia,’’ demikian dikatakan RD. Yosef Purboyo Diaz, dalam sambutan bagian akhir tablo, Jumat ( 29 Maret 2024).

Rm Diaz hadir bersama 900-an umat Katolik paroki setempat untuk menyaksikan tablo yang dimulai pkl 09.00 sampai dengan 11.30 WIB.

Kisah tablo ini sesungguhnya terinspirasi dari Surat Gembala Uskup Kardinal Ignatius Suharyo dalam Hari Raya Epifani lalu. Dalam kisah itu seorang Artaban yang seharusnya Bersama dengan Tiga Majus tapi karena ditinggalkan rekannya makai  batal pergi mengunjungi bayi Yesus.

Dalam kisah itu, ia  datang terlambat bergabung Bersama Tiga Raja karena ia harus memberikan perhatian kepada seorang penyampun ketika dalam perjalanan. Artaban yang telah menjual harta dan menjumpai bayi Yesus namun ia memberikan kepedulian terhadap korban penyamun itu. Kelanjutan kisah ini Artaban menemui Yesus saat disalibkan. Dari salib Yesus mengatakan bukan hanya emas, mur dan kemenyam ia persembahkan tapi ia mengorbankan seluruh  tenaganya untuk sesama yang sedang menderita.

Tablo ini menarik karena tema yang sangat relevan dengan Tahun Solidaritas yang direnungkan sepanjang tahun ini.

Hal yang ditekankan dalam tablo ini adalah semangat untuk menghidupi solidaritas dan subsidaritas  maka seluruh umat sehati dan sepemikiran  untuk terus menghidupi tema yang digaungkan dari Keuskupan Agung Jakarta tentu dengan harapan untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Rm Diaz mengaku sangat senang dengan tablo yang diselenggarakan seksi kepemudaan paroki, setelah pada masa pandemi  Covid 19 tidak dilakukan tablo seperti ini. Maka melalui pengeras suara, selesai pementaan tablo, beberapa kali Romo Diaz mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemain, sutradara  dan semua orang yang terlbat dalam tablo.

Di bagian akhir Rm Diaz memberkati gunungan hasil bumi aneka buah-buahan, kacang yang telah disediakan selanjutnya dibagikan kepada umat yang hadir menyaksikan tablo itu. ** Konradus R. Mangu

Posting Komentar

0 Komentar