Unordered List

6/recent/ticker-posts

Pembawa Suka Cita dan Rela Membaktikan Diri kepada Orang Lain

                                                     

                                    Pm Martin  Jenarut Pr dan Rm Linus  Pr 

Jakarta, Gagas Indonesia Satu.com

PASTOR Martin Jenarut, Pr mengatakan Maria Jashinta Elisabet Hamboer (61)  adalah pribadi sederhana memperlihatkan imannya senantiasa membawa suka cita, kegembiraan dan rela membaktikan diri yang tulus kepada orang lain. Ia adalah pembawa suka cita atau kegembiraan dan membaktikan diri kepada orang lain itulah, iman yang hidup. 

‘’Ia tidak mau menyusahkan orang lain, apa yang ia alami termasuk rasa sakit yang luar biasa ia hanya menyimpannya dalam hati. Suatu ketika ia hampir jatuh di dalam ruang kuliah saat ia sedang mengajar. Ia diminta para mahasiswa untuk berhenti sejenak karena melihat kondisinya lemah. Namun ia mengatakan “tidak” dan melanjutkan tugasnya sebagai dosen IBI Kosgoro, Jakarta’’ demikian cerita Rm Martin dalam kotbah Ekaristi Kudus, Misa Requiem, berpulangnya Dosen IBI Jakarta, Maria Jashinta Elisabet Hamboer di lantai 8 RS Carolus Jakarta, Selasa ( 16 April 2024). Rm Martin didampingi Pastor Linus Pr dalam misa Reqiuem. 

Misa Requiem itu dihadiri sekitar 200 an umat termasuk seluruh keluarga besar Manggarai , Flores Jakarta dan seluruh kerabat, kenalan dan handai taulan.

Pribadi yang sederhana dan semangat. Itulah kesan yang ditunjukkan Maria Jashinta dalam kehidupan. Buktinya walaupun dalam kondisi yang kurang sehat, waktu itu  ia terus membaktikan dirinya untuk kepentingan para mahasiswa IBI Kosgoro Jakarta. 

‘’Menurut saya Maria Jashinta E. Hamboer memperlihatkan kehidupan iman yang sungguh baik. Ia berusaha untuk tidak menyusahkan orang lain  tapi membawa suka cita kegembiraan, kekayaan pengalaman kepada orang lain,’’ lanjut imam asal Manggarai, Ruteng ini. 


                                                    

Dikatakan, membaktikan hidup untuk orang lain adalah sikap iman yang hidup juga sebagai wujud sikap percaya kepada Yesus yang sempurna dan menyelamatkan. Selain itu iman yang menjadi penebus dan membangkitkan. 

Oleh karena itu Ekaristi Kudus ini bukan untuk menanyakan mengapa kematian dialami Maria J. Jashsinta  tapi justru meletakan peristiwa kematian sebagai suatu sikap iman kepada Yesus yang wafat dan bangkit, sambil berharap ia berhak masuk dalam Kerajaan Sorga. Selain itu dengan pernuh harap Tuhan memberikan penghargaan atas perbuatan baik yang dilakoni selama hidupnya. 

‘’Perbuatan baik yang dilakoni sebagai bentuk pertanggungjawaban iman akan Yesus yang bangkit. Iman itu pula yang membangkitkan dan menyelamatkan,’’ kata imam yang bertugas di KWI ini. 

Maria Jashinta Elisabeth Hamboer, S.Ikom. M. Ikom, adalah puteri dari Carolus Hamboer (Bupati Manggarai pertama, tahun 1960an). Ia lahir sebagai anak ke-8 dari 10 bersaudara. Ia  meninggal dunia Selasa (16 April 2024) di RSD Pasar Minggu, Jakarta. 


                                                 

                                               Pemberkatan jenazah oleh Pastor Linus , Pr  

Johanes Nara Setu, putera pertamanya mengatakan ibundanya sudah lama mengalami sakit (komplikasi) maka ia harus terus melakukan pengecekan kesehatan, apalagi berusia 60 tahun. Nara membenarkan pengalaman sakit yang dialami tidak pernah ia sharingkan kepada anak-anak, ia selalu menunjukan semangat hidup. Nara mengakui ibunya impuls bahkan kadang tidak mudah ditebak. Namun di balik sikap ibunya demikian, Nara mengaku ia bersama lima adik lainnya semakin mencintai ibu. 

Berpulangnya M. Jashinta E. Hamboer meninggalkan duka mendalam bagi seluruh keluarga dan para sahabat. Ia pergi meninggalkan suami dan enam anak (4 putera 2 puteri). Selamat memasuki Jerusalem baru. ** 

                                                                                                                        Konradus R. Mangu

Posting Komentar

0 Komentar