Unordered List

6/recent/ticker-posts

Ignatius Kardinal Suharyo Memberkati Taman Doa Our Lady of Akita - Indonesia

                                                        

                                           Uskup Ignatius Kardinal Suharyo  

Kosambi, Gagas Indonesia Satu.com

IGNATIUS Kardinal Suharyo memimpin Ekaristi Kudus pemberkatan Taman Doa (TD) Our Lady of Akita - yang terletak Pantai Indah Kapuk (PIK) di Jl.Boulevard, Kosambi, Kab. Tangerang, Sabtu ( 4 Mei 2024).

Ikut mendampingi Pastor Kepala Paroki Pantai Indah Kapuk, Gereja Regina Caeli Christoforus Lucky Mikasius dan enam imam lainnya. Turut hadir CEO Agung Sedayu Group Stiven Kusumo, Ketua Pelaksana Harian TD Our Lady of Akita, Edison Jingga serta 300 an umat Katolik paroki setempat termasuk sejumlah undangan.

Selesai pemberkatan Ignatius Kardinal Suharyo mengatakan keberadaan tempat ziarah dalam gereja Katolik diketahui sudah lama bahkan sejak lahirnya gereja. Dengan adanya tepat ziarah itu terus menumbuhkan semangat berdevosi kepada Bunda Maria. Semangat melakukan Devosi Bunda Maria pun dilakukan sudah sangat lama. Dalam Kitab Suci terdapat suatu rumusan sangat populer tentang iman Bunda Maria  bahwa “Ia (Maria) menyimpan masalah itu dalam hatinya”. Rumusan ini menjadi bahan refleksi bagi kita.

Keberadaan TD Our Lady of Akita di PIK sesungguhnya terinspirasi dari peristiwa patung Bunda Maria yang meneteskan air mata sebanyak 101 kali di Akita, Jepang. Peristiwa ini merupakan  mujizat yang nyata, bahkan diakui sejumlah saksi mata. "Ada dua hal yang bisa dikatakan Bunda Maria meneteskan air mata karena gembira tapi bisa juga  karena kesedihan yang mendalam karena suasana gembira,''lanjut Uskup Keuskupan Agung Jakarta.

Bunda Maria meneteskan air mata oleh karena kesedihan maka memberikan pesan kepada manusia bahwa iman kita kepada Tuhan (bisa) banyak melenceng dan hal ini menjadi bahan refleksi bagi pribadi kita semua. Tindakan melenceng itu yang menyebabkan Bunda Maria bersedih. Artinya kalau melenceng berarti bertentangan dengan sabda Tuhan, untuk itu kita perlu memperbaikinya.

“Dunia yang melenceng itu, satu contoh tidak melakukan penghormatan kepada martabat manusia. Maraknya terjadi tindak pidana dan kasus perdagangan manusia,”kata Ignatius Kardinal yang didiampingi Rm Lucky selesai pemberkatan anggota pengurus dan lokasi TD Our Lady Akita.

Untuk itu ketika melihat fakta tindakan tidak menghormati martabat manusia marilah kita merenungkan kembali dan berusaha untuk memperbaikinya selama melewati perjalanan hidup.

Kehadiran TD Our Lady yang selalu diiringi atau ditandai hadirnya kasih  Tuhan maka mulai (12 Mei 2024) seterusnya bagi peziarah yang mengunjungi lokasi ini maka bisa mengikuti Ekaristi Kudus setiap Minggu pukul 11.00 WIB.

Rm. Lucky mengumumkan kepada seluruh umat dan calon peziarah yang datang ke lokasi ini maka boleh mengikuti Ekaristi Kudus setiap hari Minggu pkl 11.00 yang dilayani oleh para pastor yang telah ditentukan. Ini merupakan informasi terbaru yang harus diketahui peziarah yang mengunjungi lokasi khas Jepang ini.

CEO Agung Sedayu Group Steven Kusuma mengatakan hadirnya Taman Doa Our Lady menandakan betapa pentingnya hidup bersama saling tolong - menolong bahkan tanpa membedakan suku, agama dan antar agama , kepercayaan masing-masing.

Edison Jingga, selaku Ketua Pelaksana Harian mengatakan selama ini ia melayani para peziarah bukan hanya dari Jakarta dan sekitarnya tapi juga dari keuskupan lainnya. Bahkan ia bercerita peziarah datang di luar waktu dibuka Taman Doa Our Lady of Akita.

TD Our Lady of Akita secara demografi  masuk di wilayah paroki Regina Caeli. Sebelumnya pada 16 Desember 2023 dilakukan Ekaristi Kudus dipimpin Sekertaris Uskup KAJ, RD. Vincensius Adi Prasodjo. Hari ini selain pemberkatan lokasi juga ikut diberkati seluruh pengurus mulai dari Rm. Lucky dan anggota pengurus lainnya.  

 Uskup Ignatius Kardinal selesai memberkati pengurus sambil mengatakan sekiranya semua pengurus sehingga melayani umat khususnya para peziarah setia datang ke lokasi Taman Doa Our Lady of Akita. ***

                                                                                                                    Konradus Mangu 

Posting Komentar

0 Komentar